Jawa Timur merupakan provinsi terbesar kedua pemilih nya sesudah Jawa Barat. Jumlah pemilih di provinsi ini 30.155.719 orang. Dengan jumlah pemilih yang demikian maka pilgub Jatim semakin penting artinya bagi masing masing parpol pengusung pasangan calon karena hasil pilgub tersebut akan dapat dijadikan acuan tentang kekuatan masing masing parpol.
Ada dua paslon yang bertarung yakni Syaifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarnoputra yang diusung oleh PKB, PDI-P, Gerindra dan PKS, Sedangkan pasangan lainnya ialah Khofifah Indar Parawansa - Emil Dardak yang diusung oleh Golkar, Demokrat, PPP, Nasdem PAN dan Hanura.
Sejak pendaptaran paslon 10 Januari yang lalu memang menarik untuk mengamati bahwa PDI-P dan Golkar berseberangan kubu berkaitan dengan pasangan yang diusungnya.
Memang di beberapa daerah kedua parpol ini juga sering terlihat tidak satu kubu. Di Sumatera Utara misalnya Golkar mengusung Edy Rahmayadi - Musa Rajekhsah dan PDI-P mengusung Djarot Syaiful Hidayat - Sihar Sitorus.
Tetapi di Jawa Timur ada kekhususannya karena di provinsi ini yang dijagokan PDI-P adalah cucu Bung Karno dan ponakan Megawati Soekarnoputri.
Karenanya secara objektip dan subjektip, Mega punya kepentingan besar agar pasangan Gus Ipul-Putl memenangkan pertarungan demokrasi itu.
Ketua Umum PDIP itu sewaktu berpidato di Blitar pada acara haul Bung Karno ke-48 telah meminta masyarakat Jatim memilih pasangan yang dijagokan partainya. Menurutnya dengan memilih Puti berarti merupakan bentuk penghargaan terhadap Proklamator bangsa itu.
Perkembangan akhir akhir ini menunjukkan pertarungan pada pilgub Jatim semakin sengit dan ada indikasi elektabilitas Khofifah -Emil Dardak sudah lebih tinggi dari tingkat keterpilihan Gus Ipul-Puti.
Survei Poltracking misalnya menyebut posisi kedua pasangan, Khofifah-Emil 51,8 persen dan Gus Ipul -Puti 43,5 persen.
Dalam posisi yang demikian maka wajar PDI-P agak gerah juga mendengar pernyataan Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Golkar.
Airlangga mengatakan, Presiden Jokowi mendukung Khofifah Indar Parawansa lantaran pernah membantu mantan Gubernur DKI Jakarta itu pada Pilpres 2014.