Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

20 Tahun yang Lalu Soeharto Diturunkan IMF, Kerusuhan Rasial dan Mahasiswa

21 Mei 2018   07:07 Diperbarui: 21 Mei 2018   09:57 869
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika pertengahan Mei 1998, api mulai membubung di langit Jakarta. Soeharto masih berada di Mesir. Tidak hanya di Jakarta tetapi diberbagai kota, mall dan juga pusat perbelanjaan dibakar. Penjarahan terjadi  dimana mana. Aksi aksi rasial yang sangat sadis juga muncul kepada warga Tionghoa 9 Mei 1998, penguasa Orde Baru itu berangkat ke Kairo Mesir untuk menghadiri pertemuan KTT G-15. Artinya ketika terjadinya kerusuhan sosial dan kerusuhan rasial itu, Soeharto sedang berada diluar negeri.

Tentu menjadi muncul pertanyaan, apakah menjelang Suharto berangkat ke Kairo itu aparat intelijen belum punya petunjuk bahwa beberapa hari lagi kerusuhan yang mengenaskan itu akan meletus,. Atau informasi sudah diberikan tetapi orang kuat orde baru itu terlalu percaya diri akan dapat mengendalikan situasi walaupun ia berada diluar negeri.

Beberapa bulan sebelum Mei 1998 itu, Indonesia sudah dilanda krisis moneter. Krisis ini pada awalnya melanda Thailand yang ditandai dengan menurunnya secara drastis nilai baht. Tidak sampai dua bulan krisis moneter ini menjalar ke Indonesia sehingga rupiah tertekan yang kemudian membuat mata uang Indonesia itu terkapar habis habisan.

Pada Agustus 1997, Indonesia harus menanggalkan nilai tukar mengambang terkendali menjadi nilai tukar bebas. Nilai tukar hancur lebur. Ekonomi Indonesia berantakan dari pertumbuhan rata rata 6 persen menjadi minus 13 persen. Dalam kurun waktu Juni 1997 hingga 1998 ,depresiasi rupiah terhadap dollar AS tercatat 614,8 persen.

Para ahli menyebut ,krisis moneter yang melanda Thailand dan kemudian menjalar ke Indonesia itu akibat ulah atau tindakan George Soros, seorang spekulan mata uang tingkat dunia.

Dalam suasana kepanikan yang demikian datanglah IMF yang seolah olah menjadi " malaikat penolong" untuk menyelamatkan ekonomi Indonesia. Rizal Ramli menyatakan keputusan menerima bantuan IMF itu merupakan kesalahan terbesar pemerintah Orde Baru. Penyebabnya karena IMF menyarankan berbagai program kebijakan yang tak masuk akal dan malah membuat kondisi ekonomi nasional semakin terpuruk .

Kebijakan likuidasi 16 bank yang dianggap sakit justru menyebabkan menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap bank dan pada masa itu terjadi rush besar besaran, masyarakat panik sehingga beramai ramai menarik dananya dari bank. Kita masih ingat masa itu, antrian masyarakat yang begitu panjang di berbagai bank dengan tujuan untuk menarik dananya yang disimpan di bank.

Terperosoknya Indonesia kedalam jeratan IMF ditandai dengan kedatangan Direktur Pelaksana IMF ,Michel Camdessus ke kediaman Presiden Suharto di Jalan Cendana Jakarta pada Kamis 15 Januari 1998.

Pada saat itu lah Suharto dan Camdessus menanda tangani surat kesediaan ( letter of intent/LOI) paket bantuan untuk lima tahun senilai US $ 43 miliar untuk Indonesia.

Kita masih ingat sewaktu Soeharto menanda tangani LOI itu, Camdessus sambil berdiri memandang Soeharto, ia menyilangkan tangannya. Sikap Camdessus yang demikian mendapat kecaman dari dalam dan luar negeri karena sikap yang demikian dianggap melecehkan Soeharto, presiden RI. Tetapi nyatanya program penyelamatan IMF itu tidak membawa hasil bahkan perekonomian Indonesia kian hancur.

Dalam perkembangan berikutnya banyak orang menduga IMF sengaja memberi resep penyelamatan ekonomi yang salah untuk lebih membuat situasi politik makin panas. Terlebih Presiden AS saat itu Bill Clinton disebut sebut tidak lagi menyukai pemerintahan Orde Baru. Karenanya tidak tertutup kemungkinan resep ekonomi yang salah  itu sengaja diberikan IMF untuk menjatuhkan Soeharto .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun