Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

NU dan Muhammadiyah Minta Agar BUMN Tidak Mengundang Ulama yang Provakatif dan Anti Toleransi

17 Mei 2018   23:06 Diperbarui: 17 Mei 2018   23:19 764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia


Walaupun tidak terdefinisikan secara jelas tetapi kita sudah dapat mengira ngira tentang posisi para pendakwah yang ada di Republik ini.Posisi yang dimaksudkan ialah bagaimana sikap dan pandangan para juru dakwah itu terhadap Pancasila,Kerukunan Antar Ummat Beragama serta tentang NKRI.

Pandangan mereka tentang hal hal tersebut dapat dipantau dari ucapan maupun konten ceramah agama yang disampaikannya.
Tidak dapat dinafikan bahwa dakwah,mimbar mimbar masjid juga sering digunakan sebagai media untuk mengkritik Pemerintah .Bahkan lebih dari itu media tersebut juga sering digunakan untuk membahas berbagai hal termasuk tentang hubungan Islam dan Pancasila serta bentuk pemerintahan yang ideal dalam pandangan Islam.Pandangan tersebut tentunya berangkat dari preferensi keagamaan. yang dimiliki oleh para penceramah tersebut.

Tidak jarang juga muncul konten ceramah yang disampaikan justru bertentangan dengan falsafah / ideologi negara. Salah satu hal penting yang perlu diperhatikan sekarang ini ialah yang  berkaitan dengan menumbuhkan terus semangat toleransi sesama anak bangsa.

Bahwa seseorang yang beragama Islam sudah sepatutnyalah meyakini bahwa ajaran agamanya lah yang paling benar tetapi keyakinan tentang ajaran agama itu justru tidak dapat dijadikan dalih untuk mencemooh keyakinan ummat lain.

Malahan tidak jarang terjadi ada juga yang mengkafirkan orang lain walaupun sesama Muslim karena menurut pandangannya ajaran Islam yang dianut oleh orang lain tersebut tidak sejalan dengan paham keislamannya .

Kemudian dikalangan ummat Islam sendiri terutama diantara tokoh tokohnya terlihat adanya perbedaan pandangan tentang kaitan Masjid dengan politik.

Ada yang berpendapat didalam Masjid boleh membicarakan hal hal yang berkaitan dengan politik sedangkan ada pendapat lain yang menyatakan hal tersebut tidak layak dilakukan.

Sekarang kita berada di bulan Ramadhan 1439 H.Menjadi tradisi pada bulan suci ini hampir pada setiap Masjid kuliah kuliah tentang Islam semakin intens dilaksanakan.

Diberbagai Masjid kuliah atau ceramah tentang Islam itu dilaksanakan sesudah selesai Sholat Tarwih/ Witir. Tetapi di di kantor kantor BUMN ,ceramah agama itu sering juga dilaksanakan sesudah Sholat Zuhur.

Kegiatan yang demikian tentu sangat baik untuk lebih memberi pendalaman terhadap ummat tentang ajaran agamanya .
Tetapi layaknya perlu jugalah dicatat bahwa para penceramah itu janganlah tokoh tokoh yang sering menebarkan semangat anti toleransi atau juga mereka yang sering menyampaikan dakwah yang provokatif.
Penceramah yang demikian semakin tidak tepat lagi diundang oleh instansi Pemerintah atau oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Dalam konteks yang demikianlah kita mencermati sorotan yang disampaikan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama. CNN Indonesia,17/5/2018 memberitakan ,Ketua Bidang Kebudayaan dan Hubungan Antar Ummat Beragama Pengurus Besar NU,Imam Aziz mengakui jika pihaknya memberi himbauan kepada kantor kantor BUMN agar menjaga kesejukan bulan puasa Ramadhan dengan menghadirkan ulama atau penceramah yang bisa membawa NKRI lebih nyaman .Menurut Imam salah satu yang mereka imbau itu adalah Telkomsel.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun