Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengkritisi Pendapat Fahri Hamzah yang Berkeyakinan Kemenangan Mahathir Bisa Merembet ke Indonesia

12 Mei 2018   08:13 Diperbarui: 12 Mei 2018   11:26 1293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: nasional.kompas.com

Kemenangan fenomenal yang demikian dijadikan oleh sebahagian orang atau kelompok sebagai bahan retorika bahwa Jokowi pada pilpres 2019 nanti akan bisa dikalahkan. 

Salah seorang tokoh yang berpendapat demikian adalah Fahri Hamzah. Wakil Ketua DPR ini meyakini kemenangan kelompok oposisi yang dipimpin Mahathir Mohammad pada pemilu Malaysia akan merembet ke Indonesia.

Sebagaimana dikutip dari Kompas.com,11/5/2018 ,Fahri memprediksi koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo juga akan tumbang dan dikalahkan oleh oposisi pada 2019.

Fahri juga mengemukakan tampak tampaknya kita akan memilki pemimpin baru tahun depan.Orang yang lebih mengerti perasaan masyarakat yang akan sanggup menjuru bicarai perasaan yang tidak terkatakan, ujar Fahri.

Muncul pertanyaan ,benarkah kemenangan Mahathir di Malaysia bisa berefek terhadap kekalahan Jokowi pada pilpres nanti? Walaupun hanya sebatas pemerhati politik amatiran tetapi menurut pendapat saya ada yang membedakan kondisi Malaysia dan Indonesia.

Beberapa kali berkunjung ke Malaysia memang sering terdengar keluhan dari pengemudi taksi tentang keadaan perekonomian Malaysia.Keluhan yang sama juga mungkin diungkapkan oleh sebahagian penduduk negeri kita. Tetapi yang sering juga diungkapkan oleh masyarakat Malaysia ialah yang berkaitan dengan berita tentang dugaan korupsi yang dilakukan oleh Najib Razak.

Perdana Menteri keenam Malaysia ini dituduh terlibat dalam skandal 1 Malaysia Development Berhad ( 1 MDB). Disebutkan ada transfer dana ke rekening pribadinya senilai 681 juta US Dollar. Tuduhan korupsi yang dilakukannya inilah yang kemudian digunakan pihak oposisi untuk menyerangnya. Berkaitan dengan hal tersebut Mahathir Mohammad muncul dengan kalimatnya yang terkenal " Saya memang diktator tetapi bukan pencuri".

Serangan Mahathir yang demikian tentunya akan merontokkan pertahanan Najib dan koalisinya. Nah bagaimana dengan Jokowi? 

Sampai sekarang belum pernah terdengar ada korupsi yang dilakukannya. Artinya namanya dan nama keluarganya masih bersih dan tidak terdengar berita yang mengaitkannya dengan skandal keuangan. Disini sudah terlihat adanya perbedaan issu yang digunakan untuk menghantam Najib dan yang akan digunakan untuk menggerus popularitas Jokowi.

Kemudian sewaktu kampanye di Malaysia yang berbicara itu adalah Mahathir Mohammad yang pernah memimpin negara jiran itu selama 22 tahun. Dalam masa pemerintahannya Malaysia tumbuh sebagai negara maju.

Ketika dia mengkritik Najib dan akan merebut kekuasaan dari " anak didik" politiknya itu tentu rakyat Malaysia yakin negaranya akan lebih baik di masa depan karena dipimpin oleh Mahathir Mohammad seorang tokoh bangsa yang telah menunjukkan kemampuannya memimpin Malaysia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun