Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mencermati Tulisan John McBeth tentang Prabowo Minta Jatah Tujuh Menteri

17 April 2018   09:56 Diperbarui: 18 April 2018   14:56 1676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saya termasuk orang yang tidak terlalu percaya ketika dalam satu bulan ini berkembang berita yang mengatakan bahwa ada keinginan dari Jokowi untuk mengajak Prabowo Subianto berpasangan pada pilpres nanti.

Ketidakpercayaan pada berita itu muncul karena disebabkan beberapa faktor. Pertama, belakangan ini terlihat hubungan diantara kedua tokoh bangsa itu tidak terlalu mesra.

Ketika Prabowo mengungkapkan ucapan yang menyebut Indonesia Bubar 2030, terlihat tokoh tokoh dari parpol pendukung Jokowi memberi kritikan yang cukup keras kepada mantan Pangkostrad itu.

Dari berbagai komentar yang mengemuka tersebut dinyatakan bahwa ucapan Prabowo itu tidak didukung oleh data data yang kuat. Malahan disebutkan ucapan Ketua Umum Partai Gerindra itu hanyalah berdasarkan sebuah novel fiksi yang berjudul "Ghost Fleet".

Kedua,Jokowi telah didukung 5 parpol untuk maju pada pilpres yakni, PDIP, Golkar, Hanura, Nasdem dan PPP. Seperti yang terinformasi dari media ,kuat dugaan kelima parpol itu minus Nasdem telah punya masing masing tokoh untuk dipasangkan dengan Jokowi.

Apakah mungkin koalisi parpol itu berkenan mengusung Prabowo Subianto sebagai cawapresnya Jokowi. Ketiga, Prabowo Subianto adalah Ketua Umum Partai Gerindra, sebuah parpol besar yang berhasil menduduki peringkat ketiga hasil Pemilu 2014. Prabowo dikenal sebagai pemimpin yang berkarakter  dan juga tegas.

Andainya Jokowi berpasangan dengannya maka tentu Jokowi sadar akan munculnya potensi "matahari kembar" dalam pemerintahan kalau pasangan itu nanti menang dalam pilpres.

Prabowo bukanlah sosok yang mudah diatur oleh Jokowi walaupun mantan Pangkostrad itu nantinya menjadi cawapresnya Jokowi. Sekurang-kurangnya dengan 3 alasan itulah yang membuat saya yakin tidak mungkin rasanya Jokowi dan Prabowo berpasangan pada pilpres.

Tetapi belakangan ini saya mulai menjadi sedikit yakin bahwa Jokowi memang pernah menawarkan kepada Prabowo untuk menjadi cawapresnya.

Keyakinan saya itu muncul sesudah membaca  keterangan Romahurmuzij, Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Pria yang akrab disapa Romi itu mengatakan Jokowi sudah dua kali melakukan penjajakan untuk menggandeng Prabowo. Romi menjelaskan upaya menduetkan Jokowi-Prabowo dilakukan untuk menjaga persatuan bangsa.

Potensi perpecahan yang makin terlihat saat Pilkada DKI Jakarta 2017 dapat kembali muncul jika Jokowi berhadapan dengan Prabowo. (Kompas.com, 16/4/2018).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun