Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Nonton Karnaval di Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal

13 Maret 2018   21:04 Diperbarui: 13 Maret 2018   21:11 1449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanggal 9-11 Maret 2018 yang lalu saya  berada di Panyabungan ,Ibu Kota Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara .Panyabungan berada sekitar 480 Km dari Medan pada lintasan menuju Padang Sumatera Barat.Saya memang sering juga datang ke Panyabungan dan juga Kotanopan ,tempat kelahiran saya sekitar 42 km sebelah selatan Panyabungan.

Tentu nya semua kita senang pulang kampung atau sering disingkat pulkam.
Pulang kampung sepertinya memberi enerji atau sekurang kurangnya muncul motivasi baru untuk semua kita yang menghirup kembali udara ditempat kita dilahirkan .

Ketemu dan berbincang berbincang dengan  masyarakat di kampung halaman serasa memperoleh nuansa lain dibandingkan dengan perbincangan dengan masyarakat di kota kota besar.

Berbincang di kampung halaman sering diwarnai kepolosan,ketulusan dan saling menghargai.
Sapaan sapaan yang berdasar tutur adat istiadat juga terasa lebih menumbuhkan rasa menghargai dan menghormati .
Dengan tarikan Magnit yang demikianlah saya merasa gembira ketika mendapat undangan dari Bupati Mandailing Natal,Drs.Dahlan Hasan Nasution untuk menghadiri rangkaian acara Ulang Tahun Kabupaten Mandailng Natal yang ke-19.

Kabupaten Mandailing Natal adalah sebuah kabupaten yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Selatan.
Peresmian pemekaran tersebut dilaksanakan pada 9 Maret 1999 bertempat di halaman Kantor Gubernur Sumatera Utara Jalan Diponegoro Medan..Pada masa itu ada satu lagi daerah yang dimekarkan yaitu Kabupaten Toba Samosir dengan ibu kotanya Balige.Toba Samosir merupakan pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Utara.

Untuk mengejar acara 9 Maret 2018 itu ,Kamis ,8 Maret 2018 sekitar pukul 11.00 WIB saya berangkat melalui jalan darat dari Medan menuju Panyabungan dan tiba di Panyabungan sekitar pukul 2 lewat tengah malam.
Jum' at ,9 Maret 2018 saya mengikuti acara pertama rangkaian HUT Kabupaten Mandailing Natal yaitu Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Mandailing Natal.

Kemudian setelah selesai Sholat Jum'at acara dilanjutkan dengan Karnaval.
Saya sungguh senang sekali ketika melihat sepanjang jalan Pasar Lamo Panyabungan ,lokasi yang dilewati peserta karnaval sudah dipadati oleh ribuan warga.Melihat padatnya pengunjung itu rasa lelah perjalanan 15 jam ,Medgan-Panyabungan itu terasa sirna .
Di lokasi ,rakyat berjubel menunggu barisan karnaval lewat.

Suasana semakin meriah ketika satu persatu barisan karnaval melewati panggung utama.Disana telah berdiri Drs.Dahlan Hasan Nasution ,Bupati Mandailing Natal didampingi oleh Ibu Lely,Ketua DPRD Kabupaten Mandailing Natal.
Terlihat anak anak sekolah yang merupakan barisan pembuka karnaval itu begitu bersemangat melintas di depan panggung kehormatan .

Pakaian yang mereka gunakan beraneka ragam.Ada yang memakai pakaian polisi cilik,ada yang seolah olah seperti dokter dan perawat.

Ada juga yang unik ketika ada anak SD memakai pakaian Bupati.Melihat anak tersebut lalu Dahlan Hasan Nasution ,Bupati Mandailing Natal mempersilahkannya berdiri di tempat penerimaan karnaval dan Dahlan Hasan menjadi ikut berbaris sebentar memberi penghormatan kepada ' Bupati' cilik itu.Spontan pengunjung yang hadir tertawa dan bertepuk tangan melihat adegan tersebut.
Thema karnaval yang digelar hari itu berkaitan dengan budaya,pendidikan dan hasil hasil Pembangunan .

Untuk lebih mencintai budaya Mandailing Natal ,beberapa sekolah menampilkan " Gordang Sambilan" .Gordang atau gendang ini merupakan kebanggaan masyarakat Mandailing Natal.Gordang Sambilan artinya sembilan gendang yang diameter nya tidak sama dan ketika gendang ini ditabuh diiringi gong kecil dan beberapa instrumen lainnya akan keluar nada yang harmonis dan bersemangat.
Gordang ini juga lah yang mengiringi orang dalam " manortor" atau menari secara adat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun