Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ucapan Ahok ke Djarot: Memimpin Jakarta Harus Punya Nyali Besar dan Keberanian

13 Oktober 2017   08:26 Diperbarui: 13 Oktober 2017   08:46 1248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ketika Jokowi sudah memangku jabatan sebagai RI 1 pada 20 Oktober 2014 maka tinggallah Ahok sendiri yang memimpin DKI. Sesudah beberapa bulan dalam kesendiriannya ,kemudian Ahok melirik Djarot Syaiful Hidayat untuk mendampinginya sebagai Wakil Gubernur. Pada pertemuan awal keduanya ,Djarot masih menolak untuk menjadi wakilnya Ahok karena menurut mantan Walikota Blitar itu memimpin Jakarta ruwet setengah mati.

Tetapi kemudian Ahok menjelaskan bahwa memimpin Jakarta itu bukanlah pekerjaan sulit. Djarot menanyakan kenapa memimpin Jakarta tidak sulit ,maka Ahok menjelaskan memimpin Jakarta tidak sulit, nyalinya saja yang harus besar dan berani. Kemudian Ahok menambahkan lagi untuk memimpin Jakarta harus punya hati yang lurus,pikiran yang bersih dan niat yang baik.Disamping persyaratan itu juga harus punya otot yang kuat.

Hal hal tersebut diatas adalah wawancara Djarot dengan Kompas.com ,12/10/2017. Kalau ditilik dari penjelasan Ahok itu akan ada 4 persyaratan yang harus dimiliki setiap sosok kalau ingin sukses memimpin Jakarta. Persyaratan itu ialah,1).Punya nyali dan keberanian,2).punya otot yang kuat,3).punya hati yang lurus dan 4).pikiran yang bersih dan niat yang baik.Kalau didalami dengan sungguh sungguh, sudah tepatlah penggambaran Ahok tentang persyaratan yang harus dipunyai setiap sosok kalau ingin sukses memimpin Jakarta.

Tetapi untuk mampu mewujudkannya juga tidak mudah karena seorang pemimpin dimanapun termasuk di DKI akan berinter aksi dengan orang lainnya.
Banyak orang menyebut kehidupan di Jakarta sangat keras dan kadangkala kejam sehingga muncullah ungkapan " Ibu Tiri sungguh kejam tapi lebih kejam lagi Ibu kota". Ungkapan seperti itu menunjukkan betapa kerasnya pertarungan hidup di kota yang dahulu bernama Batavia ini. Oleh karena kehidupan Jakarta keras maka dibutuhkan sosok pemimpin yang punya nyali dan berani.

Jakarta adalah pusat semua kekuatan yang ada di republik ini.Segala macam kekuatan putih dan hitam menjelma dalam kehidupan sehari hari Jakarta.
Kekuatan hitam bisa dilihat dari hal hal yang kecil sampai kepada hal hal besar. Di Jakarta ditemui mulai dari tukang palak,sampai kepada berbagai jenis mafia. Berbagai kelompok kepentingan akan menyandera Gubernur agar yang bersangkutan tidak mengeluarkan  berbagai kebijakan yang akan mengusik kenyamanan hidup maupun bisnis mereka.

Kelompok kelompok kepentingan seperti itu akan mencari backing dan sekaligus akan memberi reaksi perlawanan apabila mereka merasa kebijakan Gubernur akan merugikan mereka. Disinilah nyali dan keberanian seorang Gubernur dibutuhkan untuk melawan kekuatan hitam yang demikian. Untuk melawan kekuatan tersebut tidaklah mudah.Secara teori dibutuhkan sekurang kurangnya 3 unsur penting untuk melawan itu,1). Karakter pribadi Gubernur,2).kemampuan menolak segala macam iming iming yang dijanjikan dan 3). tidak mau disandera oleh kelompok manapun.

Karakter pribadi seseorang terbentuk sejak lama .Jadi seseorang tidak bisa tiba tiba jadi pemberani apabila sejak awal ia tidak punya nyali. Untuk punya nyali ,rasanya tidak diperoleh dari bangku sekolah atau bangku kuliah. Hal tersebut terbentuk dari pengalaman pribadinya termasuk pengalaman memimpin selama ini.

Masyarakat juga akan menilai kualitas seorang pemimpin dari sisi keberanian dan konsistensinya mempertahankan dan menjalankan kebijakan yang telah digariskannya.
Sangatlah tidak elok apabila seorang Gubernur telah menggariskan kebijakan A tetapi karena ada tekanan lalu kebijakan itu dibatalkannya. Pemimpin yang demikian akan dianggap masyarakat sebagai pemimpin yang mencla mencle,sebentar pagi sebentar sore.

Para staf atau anak buah juga tidak akan nyaman punya pimpinan seperti ini karena mereka merasa tidak mendapat back up sepenuhnya ketika mengeksekusi kebijakan yang telah diarahkan Gubernur. Hal lain yang termasuk sulit bagi seorang Gubernur atau Kepala Daerah ialah untuk menolak permintaan atau menampik lagu permintaan dari tokoh atau kelompok yang telah berjasa mendudukkannya dalam jabatan. Kelompok tersebut bisa berasal dari partai yang telah mendukungnya dan juga bisa berasal dari tim suksesnya.

Ketika lagu permintaan mereka yang menyalah itu ,tidak dikabulkan maka mereka akan ngoceh ,Gubernur atau Kepala Daerah yang mereka perjuangkan itu seperti " kacang lupa pada kulitnya". Menolak permintaan kawan dekat seperti ini juga sangat sulit terlebih lebih bangsa kita punya budaya ,saling segan,saling tenggang rasa.
Memang inti yang paling sulit dalam memimpin adalah kemampuan dan keberanian dalam mengambil keputusan serta kemampuan untuk mengeksekukusi kebijakan itu.
Dalam konteks yang demikianlah terasa betapa kuatnya makna pesan yang pernah disampaikan Ahok kepada Djarot.

Salam Persatuan!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun