Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mungkinkah Duet Prabowo-Zulkifli Hasan yang Akan Muncul?

23 Agustus 2017   07:15 Diperbarui: 23 Agustus 2017   13:35 1260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sekarang ini berbagai  manuver politik Partai Amanat Nasional mulai dapat dibaca dengan lebih jelas. Ada kesan yang kuat bahwa partai yang didirikan pada era reformasi ini memainkan taktik dua kaki. Disatu sisi partai ini menyebut dirinya sebagai partai pendukung pemerintah yang antara lain ditunjukkan  dengan diangkatnya kader PAN sebagai Menteri PAN dan RB sedangkan disisi lain ada sikap politiknya yang berseberangan dengan pemerintah/parpol pendukung pemerintah.

Ketika sedang hangat hangatnya Aksi Bela Islam, terutama Aksi 4/11 dan 2/12, pendiri PAN, Amien Rais terlihat aktif termasuk berorasi pada aksi-aksi tersebut. Mantan Ketua MPR tersebut juga membuka dialog yang intensif dengan para penggerak Aksi  Bela Islam. Ketika melaksanakan ibadah umrah beberapa waktu yang lalu, Amien Rais juga ketemu Habib Rizieq  di Arab Saudi dan keduanya terlihat berfoto dengan mesra.

Tidak dapat dinafikan untuk sebagian umat Islam Rizieq telah muncul sebagai salah seorang tokoh Islam tingkat nasional. Hal ini sejalan dengan pandangan Mahfud MD  yang menyatakan bahwa Baasyir dan Rizieq Shihab jadi idola Anak Muda. Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi tersebut juga mengatakan, saat ini banyak anak muda yang mengidolakan kaum berpaham radikal (CNN Indonesia,21/8/2017).

Pada waktu halal bil halal PAN beberapa waktu yang lalu, Amien Rais mengajak Muhaimin Iskandar bersama PKB nya untuk mengusung Prabowo Subianto pada Pilpres 2019 nanti. Pada kesempatan tersebut Amien Rais mengungkapkan perlunya persatuan umat Islam termasuk persatuan NU-Muhammadiyah. Kalau dicermati  secara runtut ucapan dan tindakan pendiri PAN tersebut maka terlihat tujuannya adalah  untuk memberi penegasan bahwa partainya adalah partai Islam.

Dari sisi politik, tentu Amien Rais punya kalkulasi kuat bahwa peserta aksi-aksi bela Islam yang jumlahnya jutaan tersebut merupakan potensi besar yang suaranya dapat digalang pada pemilu legislatif dan pilpres 2019 nanti. Peserta aksi aksi bela Islam di Jakarta dan di daerah daerah diperkirakan pada pemilu nanti akan memberikan suaranya kepada partai Islam dan mungkin bagi mereka partai Islam yang layak dipilih tersebut hanyalah PAN dan PKS.

Ada dua parpol lagi yang dianggap sebagai partai Islam yaitu PKB dan PPP tetapi kemungkinan besar mereka tidak akan memilihnya karena pada aksi aksi bela Islam dan juga pada pilgub DKI kedua partai ini memberikan suaranya kepada pasangan Basuki Tjahaja Purnama -Syaiful Djarot.

Dari sisi politik maka berbagai manuver PAN dapat juga diartikan untuk merawat suara konstituen permanennya dan juga calon konstituennya di pemilu dan di pilpres nanti. Amien Rais juga sering mengkritisi kebijakan Jokowi dan seolah olah kritikan tersebut juga mewadahi suara dan aspirasi sebahagian ummat Islam yang kurang bersimpati kepada mantan Walikota Solo tersebut.

Bergabungnya PAN dengan Gerindra, PKS dan kemudian diikuti Demokrat untuk menolak Parliamentary Treshold pada UU Pemilu yang ditunjukkan dengan sikap walk out pada Rapat Paripurna DPR RI Juli yang lalu juga dapat dibaca sebagai penegasan sikap PAN bahwa mereka juga berada pada barisan " oposisi" terhadap pemerintahan Jokowi.

Kemungkinan besar untuk menaikkan elektabilitas partainya, PAN lebih ingin agar Asman Abnur, kader PAN, Menteri PAN dan RB dicoret Jokowi dari Kabinetnya. Kalau hal ini yang terjadi kemungkinan besar suara sebagian umat Islam yang akan memilih PAN akan bertambah. Dengan perkiraan modal politik yang demikian maka tidak mengherankan apabila pada internal PAN mengemuka wacana agar Zulkifli Hasan ,Ketua Umum DPP PAN ikut bertarung pada Pilpres 2019 nanti.

Sebagaimana dikutip dari Kompas.com 22/8/2017, Wakil Ketua Umum PAN, Taufik Kurniawan menilai  usul pencalonan Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan sebagai bakal capres atau cawapres pada Pilpres 2019 merupakan sesuatu yang realistis. Selanjutnya Taufik menyatakan sebagai partai menengah PAN memiliki posisi yang strategis sehingga mampu menentukan peta perpolitikan nasional. Kemudian Ketua Operating Committe Rapat Kerja Nasional (Rakernas ) PAN, Yandri Susanto mengungkapkan keinginan seluruh Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PAN untuk mengusung Zulkifli  Hasan pada pilpres 2019.

Dari sikap politik PAN belakangan ini maka diduga dalam pilpres 2019 partai ini akan gabung dengan koalisi Gerindra-PKS. Pada awalnya diperkirakan koalisi ini akan terdiri dari 4 parpol dengan masuknya Partai Demokrat.Tetapi kemungkinan besar Demokrat tidak jadi gabung pada koalisi ini karena terlihat hubungan SBY dengan Istana semakin mesra.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun