Mohon tunggu...
Marahalim Siagian
Marahalim Siagian Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan-sosial and forest protection specialist

Homo Sapiens

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengapa Banyak Kuda di Merauke?

6 September 2021   14:05 Diperbarui: 15 Mei 2022   19:39 862
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kuda di Desa Bersehati, penduduk trans dari NTT (Marahalim Siagian)

Kuda bukanlah hewan endemik Papua, rusa juga demikian. Rusa dan kuda diintrodusir oleh Belanda ke Papua di awal abad ke-20.  Masuknya kuda ke Merauke seiring dengan pencetakan sawah di sekitar Kali Bian, beberapa kilo meter dari pantai Merauke yang berlumpur. Kuda diperlukan untuk mengangkut logistik dari pesisir ke pedalaman.

Menurut beberapa sumber, kuda yang di datangkan pemerintah Hindia-Belanda ke Merauke berasal dari Pulau Timor, NTT.  Seiiring waktu, kuda yang tinggal di Merauke telah berkembang biak di tangan penduduk lokal (Marind-anim) dan penduduk trans Jawa. 

Kuda  dipelihara dengan cara semi lepas liar pada lahan sabana dan rawa pasang surut yang banyak ditumbuhi rumput.

Berdasarkan observasi, pada lima distrik yakni: Distrik Semangga, Distrik Tanah Miring, Distrik Malind, Distrik Kurik, dan Distrik Jagebob jumlah kuda tidak kurang dari 300 ekor. 

Saat ini, hanya sedikit wilayah di Indonesia yang memiliki jumlah kuda dalam jumlah besar.

Arti kuda saat ini bagi penduduk Merauke

Kuda di Desa Bersehati, penduduk trans dari NTT (Marahalim Siagian)
Kuda di Desa Bersehati, penduduk trans dari NTT (Marahalim Siagian)
Jika kuda dimasa lalu dipakai tenaganya untuk mengakut barang atau logistik dari pesisir ke pedalaman--karena jaringan jalan belum terbentuk dengan baik, saat ini tujuan pemeliharaan kuda adalah;
  • Kuda sebagai livestock. Kuda sebagi livestock dipelihara dan dikembangbiakkan untuk dijual.
  • Kuda dipakai untuk berburu. Pemakaian kuda untuk berburu adalah untuk alat transportasi, tenaganya dipakai untuk mengangkut daging hewan buruan dari hutan ke pemukiman.
  • Kuda sebagai hewan budaya. Bagi pemukim NTT (Nusa Tenggara Timur) yang bermukim di Merauke sejak tahun 1987, kuda sebagai belis (mahar) dalam perkawinan tidak tergantikan dengan hewan lain. Pemukim NTT (Ende, Larantuka, Sumba, Sikka-Maumere, Bajawa, dan Kupang) di Merauke yang tergabung dalam komunitas Flabomora jumlah mereka cukup besar. Komunitas mereka utamanya berada di Kampung Bersehati (180 kk); Kampung Hidup Baru ( 500 kk); Sumber Harapan (400-450 kk); Kampung Yabamaru-SP9 (50 kk).
  • Kuda sebagai penunjang kegiatan pariwisata. Di Salor, kawasan dengan banyak Musamus (sarang rayap), kuda menjadi bagian dari paket wisata 1.000 Musamus.
  • Kuda sebagai olahraga. Pada perayaan hari besar, kuda di Merauke dikumpulkan dan para joki membawa kudanya untuk melakukan pacuan kuda di arena.
  • Kuda sebagai alat transportasi. Bagi petani yang memiliki kuda, tenaga kuda dimanfaatkan untuk membawa hasil-hasil pertanian dan dapat menjadi tumpangan jika petani pergi dan pulang dari kebun atau sawahnya.

Kuda di lahan sawah yang sedang diistirahatkan (Marahalim Siagian)
Kuda di lahan sawah yang sedang diistirahatkan (Marahalim Siagian)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun