Mohon tunggu...
Marahalim Siagian
Marahalim Siagian Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan-sosial and forest protection specialist

Homo Sapiens

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Cara Masyarakat Pemburu-Peramu Memutus Rantai Penyakit Menular

29 Maret 2020   14:08 Diperbarui: 24 September 2020   18:18 787
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Orang Rimba sedang pindah tempat (Doc/. KKI Warsi)

"Besesandingon" atau pemisahan (separation) antara orang yang sehat (bungaron) dengan orang yang sakit (becinenggo) saya kira prinsip-prinsipnya sama dengan lockdown (penguncian/isolasi/karantina) yang dianjurkan paramedis serta pemerintah saat ini yakni, menghindari kontak fisik antara orang yang sehat dengan yang sakit (physical distance)

Hal itu berarti menjaga jarak saat berbicara, tidak mengunakan jalan yang dipakai orang yang sakit, serta pemisahan ruang. Misalnya, jika suatu kelompok menggunakan sungai yang sama maka orang yang sehat akan berada di hulu sungai sementara orang yang sakit berada di hilirnya atau jika memungkinkan menggunakan sungai yang berbeda.

Pemisahan lebih mungkin dapat diterima masyarakat pemburu-peramu karena anggota kelompok yang surplus makanan perlu mendistribusikan makanan ke kelompok lain yang kekurangan. Konsep sterilisasi dalam hal ini sudah dikenal juga yakni dengan cara mencuci makanan tersebut hingga benar-benar bersih kalau perlu merendamnya selama 1-2 hari.

Bagaimana metode ini berhasil? 

"beberapa penyakit bersifat 'self-limited desease' yakni jenis penyakit yang dapat sembuh sendiri dalam waktu tertentu setelah 'courtesnya'. Meskipun tidak diobati, asal tidak ada komplikasi (menderita lebih dari satu penyakit) akan sembuh sendiri. Tidak ubahnya seperti gerhana, apakah kita menabuh gendang dengan gegap gempita atau kita hanya diam saja, ia akan selesai pada waktunya".

Dalam kasus penyakit menular, kecepatan pesebarannya pada Orang Rimba bisa 50 persen dari polulasi dalam 2 minggu pertama, terutama pada kasus muntaber, cacar, dan batuk-flu. 

Lantas bagaimana metode 'besesandingon' berhasil pada masyarakat pemburu-peramu seperti Orang Rimba?. Menurut Prof. Dr. Teuku Jacob (1996), beberapa penyakit bersifat 'self-limited desease' yakni jenis penyakit yang dapat sembuh sendiri dalam waktu tertentu setelah 'courtesnya'.

Meskipun tidak diobati, asal tidak ada komplikasi (menderita lebih dari satu penyakit) akan sembuh sendiri. Tidak ubahnya seperti gerhana, apakah kita menabuh gendang dengan gegap gempita atau kita hanya diam saja, ia akan selesai pada waktunya.

Pada masyarakat pemburu-peramu hal ini hanya berarti dua, yang vit akan sembuh dan yang tidak vit akan mati. ***

Bacaan: 

Prof.Dr. T. Jacob, M.S., M.D, Ilmu kedokteran dan kedukunan dalam "Antropologi Kesehatan Indonesia Jilid 1 Pengobatan Tradisional", Penerbit Buku kedokteran EGC, Cetakan II, Jakarta, 1996.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun