Mohon tunggu...
Marahalim Siagian
Marahalim Siagian Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan-sosial and forest protection specialist

Homo Sapiens

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Apa Arti Kemerdekaan Belajar bagi Anak Batin Sembilan?

4 Desember 2019   11:51 Diperbarui: 5 Desember 2019   16:25 838
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ian (13 tahun) anak Batin Sembilan. (Dokpri)

Perubahan format sekolah membuat kerumitan administrasi bagi guru, ruang kelas yang tidak cukup, serta persoalan adapatasi anak dengan perubahan format sekolah dasar negeri.

Anak-anak Batin Sembilan bermain di Danau Harapan. Sebagai besar merek sekarang tidak lagi sekolah. Mereka menghabiskan hari-harinya dengan bermi, bosan berenang di danau mereka main ke sawitan atau ditugasi oleh orangtua mereka menjaga ladang agar tidak dirusak beruk (Doc. Aulia Erlangga/Burung Indonesia)
Anak-anak Batin Sembilan bermain di Danau Harapan. Sebagai besar merek sekarang tidak lagi sekolah. Mereka menghabiskan hari-harinya dengan bermi, bosan berenang di danau mereka main ke sawitan atau ditugasi oleh orangtua mereka menjaga ladang agar tidak dirusak beruk (Doc. Aulia Erlangga/Burung Indonesia)

Sekolah beroperasi pada pagi hari, sementara banyak anak yang belum sarapan pagi sehingga tidak siap mengikuti pelajaran dari 08.30 s.d 12. 00 WIB. Anak-anak mengaku bosan bila sekolah tiap hari. Sejumlah anak tidak bisa ikut ke sekolah karena dibawa orang tuanya bekerja.

Penggabungan anak dari 4 pemukiman ternyata menjadi sumber dari pertengkaran. Misalnya, anak dari Sungai Kelumpang tidak akur dengan anak-anak Kelompok Tanding, namun anak-anak Kelompok Tanding bisa akur dengan Kelompok Gelinding karena orangtua mereka bersaudara.

Demikian juga halnya dengan anak-anak dari Simpang Macan, tidak seluruhnya bisa akur dengan anak-anak dari Sungai Kelumpang.

Anak-anak Batin Sembilan bermain di Danau Harapan. Sebagai besar merek sekarang tidak lagi sekolah. Mereka menghabiskan hari-harinya dengan bermain, bosan berenang di danau mereka main ke sawitan atau ditugasi oleh orangtua mereka menjaga ladang agar tidak dirusak beruk (Doc. Aulia Erlangga/Burung Indonesia)
Anak-anak Batin Sembilan bermain di Danau Harapan. Sebagai besar merek sekarang tidak lagi sekolah. Mereka menghabiskan hari-harinya dengan bermain, bosan berenang di danau mereka main ke sawitan atau ditugasi oleh orangtua mereka menjaga ladang agar tidak dirusak beruk (Doc. Aulia Erlangga/Burung Indonesia)

Bangunan sekolah yang berukuran 5x9 meter tidak memiliki daya dukung untuk 55 siswa (data siswa resmi saat diperasikan tahun 2010). Untuk keperluan administrasi ke sekolah induk, guru terpaksa mencurangi absensi siswa, nilai ujian, bahkan membuat rapor anak yang tidak pernah lagi muncul di sekolah.

Data siswa yang terdaftar namun tidak aktif enggan direvisi karena berkaitan dengan hubungan baik dengan sekolah induk SDN 49 Bungku serta dana BOS. Besarnya dana BOS berkorelasi dengan jumlah siswa yang terdaftar.

Andai tiga guru perintis sekolah informal di Batin Sembilan masih ada, mungkin kutipan pidato Pak Menteri di bawah ini relevan dengan situasi yang yang mereka hadapi saat itu.

Sonhaji dan Azloha Nazmi telah pergi mengejar cita-cita yang lain, sedangkan Usman pergi untuk selamanya. 

Guru Indonesia yang Tercinta, tugas Anda adalah yang termulia sekaligus yang tersulit. Anda ditugasi untuk membentuk masa depan bangsa, tetapi lebih sering diberi aturan dibandingkan dengan pertolongan. Anda ingin membantu murid yang mengalami ketertinggalan di kelas, tetapi waktu Anda habis untuk mengerjakan tugas administratif tanpa manfaat yang jelas. Anda tahu betul bahwa potensi anak tidak dapat diukur dari hasil ujian, tetapi terpaksa mengejar angka karena didesak berbagai pemangku kepentingan-Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan Republik Indonesia, 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun