Mohon tunggu...
Mappa Sikra
Mappa Sikra Mohon Tunggu... Jurnalis - One Life, live it

pensiunan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pilihan Cerdas Syarifatul Syadiah

19 Juni 2020   13:49 Diperbarui: 19 Juni 2020   13:47 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
MESRA-Syarifatul dan suami serta Seri Marawiyah dan suami yang tampil mesra

Suhu politik jelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) di kabupaten Berau, Kalimantan Timur, sempat meninggi ditengah-tengah pandemi COVID-19. Ini tidak lain, 'retak'nya hubungan petahana yang memilih untuk berpisah. Dan, keduanya menyatakan maju pada Pilkada 9 Desember 2020 mendatang.

Yang membuat jadi menarik, karena diawal salah seorang petahana telah sudah menyatakan akan berpasangan dengan Syarifatul Syadiah. Diterjemahkanlah, seakan kandidat seolah-olah telah mendapatkan restu dari partainya masing-masing.

Memang sempat jadi pertanyaan, mengapa Syarifatul Syadiah  wakil ketua DPRD Berau dari Partai Golkar, bersemangat dengan ajakan itu, sedangkan Partai Golkar sendiri punya kekuatan untuk mengajukan sendiri calonnya.

Dan, kalaupun pada posisi berkoalisi, setidaknya Partai dengan 6 kursi di DPRD, itulah yang menjadi orang nomor satu. Bukan nomor dua atau wakil, seperti apa yang beredar di masyarakat selama ini. Betul, ada  usulan ke DPP Partai Golkar yang mengajukan nama Syarifatul sebagai wakil bupati. Dan, dijawab dengan memberikan surat tugas, untuk melakukan survei elektabilitas.

Disinilah ruang terbuka yang dimanfaatkan oleh Seri Marawiyah. Dua srikandi yang menjadi tranding topik jelang Pilkada. Seri Marawiyah, isteri ketua DPRD Kaltim Makmur,HAPK  sebagai pejabat teras Partai Golkar Kaltim, memanfaatkan celah itu. Dan, mengusulkan sebagai kandidat Bupati Berau didampingi petahana (wakil bupati) dari Partai Nasdem.

Menggandengkan Seri Marawiyah  dengan salah seorang petahana bukan sekedar mencocok-cocokkan saja.  Tapi, melalui proses survei yang ketat dan berlangsung lama Apalagi keduanya Golkar dan Nasdem, punya jumlah kursi yang sama di DPRD.

Posisi kader Golkar sebagai kandidat bupati didukung dengan hasil survei, memperkuat DPP Partai Golkar untuk membuat putusan. Ditambah lagi, pendampingnya juga dari partai yang memang memiliki komitmen yang sama di masing-masing DPP. Antara Partai Golkar dan Partai Nasdem. Semua proses sudah berjalan. Hasilnya, akan turun beberapa hari ke depan.

Dalam Pilkada serentak nanti, DPP Partai Golkar pasti menegaskan semua kader terbaiknya akan tampil sebagai Bupati, di Kalimantan Timur.

Perkembangan inilah yang dibaca oleh Syarifatul Syahdiah. Kader Partai Golkar yang masih memiliki perjalanan politik  yang cukup panjang. Ia mulai berusaha melepaskan diri dari situasi yang ada sekarang ini. Situasi yang bisa membuatnya masuk ke dalam ruang hampa.

Di salah satu media nasional yang terbit di daerah, Syarifatul mempelihatkan kecerdasannya. Statetman yang diyakini telah lama disimpan rapat ia sampaikan ke publik. "Saya kan besar di Golkar. Apapun keputusan partai, itu yang terbaik bagi saya," itu pernyataan Syarifatul yang dimuat Berau Post edisi Jumat (19/6). Yang judul besarnya "Seri Menunggu, Sari Tak Maju Tanpa Golkar".

Pernyataan smart seorang Syarifatul Syadiah, membias kemana-mana. Tetapi juga membawa suasana sejuk di internal partai berlambang pohon Beringin. Suasana sejuk ini yang diharapkan bisa menyelimuti semua kader partai dan seluruh konstituennya yang ada di kabupaten Berau. Agar tak tercerai berai

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun