Mohon tunggu...
Mappa Sikra
Mappa Sikra Mohon Tunggu... Jurnalis - One Life, live it

pensiunan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Limbah yang Laris Manis

26 Maret 2020   13:50 Diperbarui: 26 Maret 2020   14:12 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses pengemasan ikan kering, sebelum diangkut ke Surabaya | Dok. pribadi

Setiap minggu sekitar 15 ton ikan terkumpul. Ada pasaran yang mencari "limbah" ikan ini. Ikan diangkut dengan truk menuju Samarinda, selanjutnya diantarpulaukan ke Surabaya."Katanya mau dibikin tepung ikan dan bahan campuran pakan ikan dan pakan ayam,"kata Rasyid pengumpul ikan kering. Ia tak menyebutkan berapa harga jualnya. Ia hanya bergurau, bahwa ia hanya mengolah limbah menjadi barang yang  laris manis.

Tanjung Batu selama ini dikenal sebagai salah satu sentra ikan asin jenis Teri. Ada juga yang dipasarkan di Berau, tapi produksi ikan asin Teri, tak mampu diserap pasar seluruhnya.  Kualitasnya bagus. Prosesnya  tidak menggunakan bahan pengawet. Banyak pengusaha luar daerah yang mendatangkan ikan asin Teri maupun jenis  ikan Otek dari Tanjung Batu, diboyong ke Surabaya dan Banjarmasin.

Mengapa disebut limbah ?

Ceriteran begini, belasan bagan apung di setiap musim turun melaut. Sekali mengangkat jaring, berbagai jenis ikan yang didapatkan. Ada yang bertugas memilah-milah. Setiap pagi, sudah ada pengumpul yang membawa hasil tangkapan nelayan bagan apung.

Ada jenis ikan yang tersisa dan tidak ada nilai jual dalam kondisi segar. Maka, jenis ikan itulah yang dijemur oleh awak bagan apung. Ini jadi hasil sampingan mereka. Harga jualnya juga tidak seberapa mahal. Karena jumlahnya banyak, lumayan buat para awak nelayan bagan apung itu.

Ikan yang sudah kering dari hasil penjemuran di bagan apung, dikumpulkan oleh Rasyid. Wajar jumlahnya banyak, karena ia kumpulkan dari beberapa bagan apung yang beroperasi di laut Pulau Derawan.

Cara pengemasan juga khusus.  Sudah diberikan pelatihan oleh pembeli asal luar Berau. Setelah jumlah cukup, armada truk datang menjemput. Ada yang langsung membawa ke Surabaya, lewat Balikpapan dan lanjut naik kapal fery ke Surabaya.  Ada juga yang hanya di Samarinda.  Dua daerah yang sama-sama punya pabrik pakan.

Laut Derawan dan Talisayan, Berau memiliki potensi ikan yang cukup besar.  Nalayan tangkap yang setiap musim melaut itu, hasilnya melimpah dan tidak seluruhnya diserap oleh pasar di Berau.  Inilah yang kemudian dibawa keluar daerah seperti Samarinda, Bontang, Balikpapan juga ke wilayah provinsi Kalimantan Utara.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun