Anggota DPRD dan eksekutif bila jumpa di ruang tertutup, yang terbangun biasanya suasana yang menengangkan. Â Apalagi, bila ada pembahasan khusus yang menurut para wakil rakyat, perlu dipertanyakan. Dan, itu adalah dinamika yang lumrah terjadi.
Namun, pada sebuah perhelatan ulang tahun, ketegangan itu berubah bentuknya. Ketua DPRD Madripani yang dikenal tempramen, Haji Nurung yang memiliki 'suhu' emosi yang berapi-api akan menjadi sirna.
Dipuncak acara perhelatan hari jadi kabupaten Berau, Ketua DPRD bersama Haji Nurung anggota DPRD dari partai Nasdem, berubah menjadi seorang yang flamboyan. Ada tari massal yang mengharuskan mereka turun lapangan.
Tak pernah ada koreografer yang mengatur bagaimana mereka harus bergerak. Tiba-tiba, bertemu dengan Wabup Agus Tantomo gerakan gemulai mereka seperti membawakan satu bentuk tari yang baru.
Mencari nama tari yang tepat mereka bertiga, susah juga. Karena kebetulan berasal dari partai yang sama lalau disebut  'tari Nasdem' kura pas juga. Lalu, nama tari apa yang cocok. Haji Nurung dengan suara khas asal Kabupaten Bone,Sulawesi Selatang, menyebut 'Tari Harmoni'. Mereka sepakat menyebut tari 'Harmoni'.
Gerak tangan maupun langkah kaki, ditambah ekspresi wajah memang tak salah bila itu disebut 'tari Harmoni'. Dalam bahasa yunani Harmonia, berarti terikat secara serasi.
Seperti alat musik, sejak abad pertengahan,  pengertian  Harmoni tidak mengikuti pengertian yang pernah ada sebelumnya. Harmoni tidak lagi menekankan pada urutan bunyi dan nada yang serasi, tetapi keserasian nada secara bersamaan.