Mohon tunggu...
Mas Mus
Mas Mus Mohon Tunggu... Buruh - Me myself

Be myself

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Negara Pertanian Indonesia

7 September 2019   10:45 Diperbarui: 7 September 2019   10:59 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: kementrian pertanian

Indonesia dikenal dengan negara gemah ripah loh jinawi, negara yang kaya raya dengan sumber daya alam.  Terkenal subur dan penghasil padi sudah sejak dulu kala.  

Posisi Indonesia dikelilingi cincin api menyebabkan tanah nya subur makmur sebagai hasil pelapukan debu vulkanis.  Sudah sejak dulu keuntungan ini bisa dinimati bangsa Indonesia sehingga negara kita dikenal sebagai negara agraris. 

Pernah satu ketika bangsa ini tergiur untuk menjadi teknologi canggih sebagai sandaran penghasilannya.  Mengikuti tren dunia jaman sekarang.  Ribuan orang orang pintar dikirim sekolah gratis ke berbagai negara.  Di dalam negeri investasi begitu besar untuk mengembangan industri dirgantara.  Akhirnya bangsa ini satu ketika berhasil membuat pesawat. 

Satu kebanggaan yang luar biasa disaat itu, tetapi ketika pesawat tersebut dijual ke negara lain, pembayarannya dengan menggunakan beras ketan. Tidak ada yang salah dengan barter pesawat dengan beras ketan.  

Tapi hal itu mengingatkan kembali bahwa dengan beras ketan negara lain bisa beli pesawat.  Berarti dengan hasil pertanian yang bagus, apapun bisa dibeli.  Petani bisa beli beras dengan hasil jagungnya, peternak bisa beli motor dengan hasil ternaknya. 

Perubahan Cara Pandang Tentang Pertanian

Pertanian adalah bisnis, itu yang harus ditanamkan ke benak seluruh rakyat Indonesia.  Pertanian bukan lagi sekedar memenuhi kebutuhan hidup, lebih dari itu pertanian harus bisa menjadi sumber kesejahteraan rakyat, khususnya petani.  Petani harus dikenalkan dengan tanaman tanaman yang harga jualnya tinggi, yang bisa memberikan keuntungan maksimal.  Jangan lagi petani dipaksa menanam sesuatu walaupun perhitungannya petani tidak akan untung.  Pemerintah dalam hal ini departemen pertanian harus membuka wawasannya.  Jika perdagangan lokal belum bisa memberikan keuntungan yang memadai buat petani, aparat deptan harus mulai melihat produk produk apa saja yang bisa dijual ke luar negeri dan menguntungkan buat petani.

DIjaman Mesir kuno, Nusantara sudah dikenal sebagai penghasil kapur barus (kamper). Kamper digunakan sebagai bahan pengawet mumi Firaun, berarti sejak jaman nabi Musa.  Pada jaman penjajahan Belanda, Nusantara juga dikenal sebagai penghasil rempah.  Hasilnya luar biasa bagus sampai bisa menghidupi satu negara Eropah selama 350 tahun, 3.5 abad.

Semua itu bentuk kasih sayang Tuhan buat bangsa ini.  Sebenarnya harus disyukuri dengan cara memanfaatkan sebesar besarnya buat kesejahteraan rakyat, khususnya petani.  

Mengapa petani?  Karena jumlah petani di negara agraris ini ada 28% dari total tenaga kerja yang ada di Indonesia.  Dengan kata lain jika petaninya sejahtera, maka sejahtera juga bangsanya.

Bisa jadi ada yang berpendapat jaman rempah sudah habis, perdagangan rempah tidak menguntungkan lagi di era modern sekarang ini.  Tetapi produk pertanian juga berkembang, negara agraris ini masih bisa berperan penting dalam pengadaan bahan bakar hijau.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun