Mohon tunggu...
Andri Setiawan
Andri Setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Aku Membaca Maka Aku Ada

Kemampuan terbesar manusia adalah bergosip dan berimajinasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tujuh yang Berulang-ulang

14 Mei 2021   08:39 Diperbarui: 14 Mei 2021   08:43 4691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bila berbicara tentang "sab'an min al-matsaniy" (tujuh yang berulang-ulang), kebanyakan dari kita akan mengatakan tentang surah Al Fatihah karena tujuh ayatnya dibaca berulang kali dalam sholat. "tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang" tentu saja ini adalah terjemahan bebas, bukan seperti apa yang tersurat atau secara harfiah, lebih tepat diartikan "tujuh yang berulang-ulang". Karena tidak ada kata "ayat" pada bacaan istilah tersebut.

Wajar saja, karena istilah ini adalah istilah yang digunakan dalam Al-Quran, sehingga terasa asing dikalangan ummat Islam yang belum pernah mempelajari ilmu Hermeneutika atau ilmu tafsir. Menurut Ahmad Rafiq, S. Ag., M. Ag., Ph.D (Dosen Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta) menjelaskan bahwa hermeneutika adalah metode dalam membaca dan memahami teks dan makna secara umum. Aktifitas tersebut sebenarnya telah dikenal sejak berkembangnya berbagai bidang keilmuan Islam tradisional, terutama dalam tradisi tafsir Al-Qur'an.

Sebuah penafsiran dan usaha pemahaman terhadap Al-Quran jika memakai metode hermeneutika, selalu terdapat 3 faktor yang senantiasa dipertimbangkan yakni: teks, pengarang, dan pembaca. Ketiga komponen itu memiliki konteks sendiri-sendiri, sehingga jika memahami teks Al-Quran hanya bertumpu pada satu dimensi tanpa mempertimbangkan dimensi yang lainnya, pemahaman yang diperoleh tidak akan komprehensif".

Ia menambahkan bahwa pesan Allah SWT yang diturunkan pada teks Al-Quran melalui Nabi Muhammad SAW itu tidak hanya kita pahami secara tekstual, juga bisa kita pahami secara kontekstual dan menyeluruh dengan tidak membatasi diri pada teks dan konteks ketika Al-Quran turun. Kontekstualisasi ayat menjadi penting, sebab dengan melihat konteks maka, kita akan bisa mengetahui bahwa Al-Qur'an adalah kitab suci yang berkembang terus maknanya sesuai dengan perkembangan zaman", paparnya.

Maka acapkali menjadi berdebatan para ulama tafsir mengatakan bahwa yang dimaksud dengan "sab'an min al-matsaniy" adalah surat Al-Fatihah yang memiliki tujuh ayat. Tetapi sebagian ahli tafsir lainnya mengatakan "tujuh surat-surat panjang" Dalam Al-Quran yakni surat Al-Fatihah (1), Ali Imran (3), An-Nisa (4), Al-Maidah (5), Al-An'am (6), Al-A'raf (7), Al-Anfal (8), dan At-Tawbah (9).

Pembaca budiman maka dari itu kita harus bisa mencerdasi istilah "sab'an min al-matsaniy" yang terus menjadi perdebatan dialektika antara para ulama ahli tafsir dunia. Maka dalam hal ini saya mencoba menggunakan metode Hermeneutika, Apa betul yang dimaksud dengan "sab'an min al-matsaniy" adalah "tujuh yang berulang-ulang" atau "tujuh ayat yang dibaca berulang" adalah surat Al-Fatihah? Dalam memahami makna tersebut dibutuhkan sebuah ketelitian dan kesucian pikir untuk memahami maknanya yang sejati.

Ada dua hal yang dapat membantu kita dalam memahami makna "sab'an min al-matsaniy", yang pertama; didalam surat Al Al-Hijr (15) ayat 1 - 99, di awal surat Allah berbicara tentang beberapa kisah bangsa-bangsa besar dan maju peradaban nya yang telah kedatangan misi risalah Allah yang disampaikan oleh para nabi-rasul Nya. Bangsa-bangsa tersebut adalah bangsa yang menentang dan mendustai para Rasul Nya, maka di ayat selanjutnya bangsa-bangsa besar tersebut diazab dan dibinasakan Nya.

Maka kalau kita mengamati keseluruhan surat Al-Hijr (15), cerita atau kisah bangsa-bangsa besar tersebut dari zaman Nabi Adam hingga datangnya Rasulullah Muhammad SAW, maka jumlah bangsa-bangsa tersebut ada tujuh. Kisah ketujuh bangsa tersebut selalu diceritakan berulang-ulang didalam Al-Quran.

Yang Kedua, penjelasan Allah dalam surat Az-Zumar (39) ayat 23 yang berbunyi:

Allah telah menurunkan perkataan (cerita) yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpin pun.

Ayat diatas menegaskan bahwa "kitab Al-Quran adalah hadits yang terbaik", yakni perkataan atau cerita terbaik yang menjadi pelajaran dan petunjuk bagi yang dikehendaki Nya. Hadits (perkataan; cerita) terbaik tersebut selalu diulang-ulang di dalam Al-Quran. Kalau kita melihat catatan sejarah hadits, Pada zaman Rasulullah memang Hadits belum pernah dituliskan sebab; Rasulullah sendiri pernah melarangnya, kecuali bagi sahabat-sahabat tertentu yang diizinkan beliau sebagai catatan pribadi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun