Siapa Menciptakan Tuhan?
Wacana yg dikembangkan Ludwig Feurbach, Nietzsche, Freud dan Marx menyatakan bahwa Tuhan itu entitas yang diciptakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya.
Karena secara kodrati manusia lemah dan memiliki keterbatasan maka harus ada pihak lain yang lebih kuat, superman, ubermensch. Hal ini juga didukung oleh kerapuhan dunia. Dunia kita tidak sempurna.
Persoalan eksistensial seperti penderitaan, rasa sakit, kekacauan memerlukan jawaban yg memenuhi harapan. Sudah lama juga para filsuf berkutat dengan pertanyaan dasariah: mengapa penderitaan ada, dari mana ia berasal?
Itulah sebabnya, mengatasi segala keterbatasan duniawi, para pemikir ini memandang bahwa manusia butuh kekuatan lain yg lebih besar di luar dirinya. Kekuatan itu adalah Tuhan. Dari sisi ini terlihat jelas bahwa manusialah yang menciptakan Tuhan.
Dalam analisis Marx tentang kehidupan, fakta yang terbentang adalah adanya ketidakdilan sosial yang diciptakan secara sengaja melalui kelas-kelas. Kelas miskin tetap dibiarkan miskin dan menderita. Orang miskin mencari perlindungan pada Tuhan melalui agama. Â Dlm bahasa Freud, agama lalu menjadi sebuah wadah di mana orang susah ini memeroleh ilusi dan imajinasi tempat mereka melarikan diri dari kenyataan pahit dan kegetiran hidup.
Konsep Nietzsche tentang manusia super lalu mendapatkan tempat. Manusia harus membebaskan diri dari ide tentang Tuhan supaya ia bisa melepaskan segala belenggunya. Adanya Tuhan membuat manusia menjadi lemah. Ia tidak berdayakan dirinya karena berharap pada bekingan Tuhan.
Orang miskin tidak perlu lagi berharap pada Tuhan untuk menolong dirinya. Ia harus bersekutu dengan sesama orang miskin untuk melawan para penindasnya. Dengan demikian, makin ide tentang Tuhan itu hilang, manusia menjadi makin mandiri.
Benarkah demikian?
Nyatanya agama-agama Abrahamic (Yahudi, Kristen, Islam) lahir dari pewahyuan. Tuhan menyatakan diriNya kepada manusia dalam rupa-rupa cara. Ia datang untuk membebaskan manusia dari berbagai belenggu aktual: kebodohan, kemiskinan, penderitaan, dst.
Dari garis keturunan Abraham, yang dipilih Tuhan untuk menerima firmanNya. Mereka ini orang istimewa yang disebut dengan Mesias/Rasul. Mereka menerima wahyu Tuhan lalu mengajarkannya kepada sesamanya dalam suatu wadah komunitas pergerakan. Tujuannya agar kehidupan manusia semakin manusiawi dan humanitasnya terjaga.