Mohon tunggu...
Deva Sofian
Deva Sofian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Polines

Suka dengan event je-jepangan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Budaya Wibu Diam-Diam Masuk ke Kehidupan Mahasiswa

18 November 2022   14:20 Diperbarui: 18 November 2022   14:41 816
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Banyak mahasiswa Indonesia yang terpengaruh budaya dari luar negeri khususnya budaya Jepang. Jumlah mahasiswa yang terpengaruh budaya Jepang diketahui meningkat secara signifikan dilihat pada membludaknya antrian acara Comifuro yang akhirnya diadakan kembali setalah 2 tahun tidak ada dan sekarang mulai banyak layanan streaming video yang  menayangkan serial anime contohnya seperti Netflix, Amazon Prime Video, Disney Plus saat kondisi pandemi corona tahun lalu. Hal ini disebabkan karena banyak dari mahasiswa yang jenuh dari pembelajaran daring dan memiliki banyak waktu luang setelah melakukan pembelajaran tersebut. Kebanyakan dari mereka akan menghabiskan waktu luang mereka untuk menonton anime atau membaca komik-komik jepang atau yang sering disebut manga guna mengatasi rasa jenuh. Mahasiswa atau orang yang tergila-gila terhadap budaya jepang biasa disebut wibu.

Menurut detik.com (2022) wibu merupakan seseorang terlalu mencintai budaya jepang dan kecintaanya tersebut dianggap berlebihan. Banyak dari mahasiswa menjadi tergila-gila pada tokoh dari anime. Menurut Aghnia (2012) anime adalah animasi khas Jepang yang biasanya dicirikan melalui gambar-gambar yang warna-warni dengan tokoh yang beragam sesuai dengan cerita yang ada. Sebagian orang menyebut bahwa mereka yang menyukai kebudayaan Jepang tersebut sebagai wibu. Hal ini jelas memengaruhi kehidupan mereka karena wibu sering dianggap negatif. Mahasiswa yang menjadi wibu biasanya akan mengikuti cara berpakaian, selera musik,selera hiburan bahkan cara berbicara yang mengikuti anime.

Sebagian mahasiswa menjadi introver atau enggan bersosialisasi dengan masyarakat setelah menjadi wibu. Mereka menjadi seperti itu dikarenakan mempunyai dunianya sendiri dan menolak terhadap pengaruh budaya yang lain. Mereka hanya berkumpul dengan sesama mereka saja dan kurang menerima orang yang memiliki kegemaran yang berbeda dengan mereka. Mahasiswa wibu tersebut memiliki selera berpakaian yang cenderung eksentrik dan mencolok. Sebagian besar masayarakat menganggap mereka aneh sehingga sedikit dijauhi karena dianggap mempunyai pengaruh negatif.

Mahasiswa wibu juga biasanya mendatangi acara atau event yang berbau kebudayaan Jepang. Mereka datang bukan hanya sekadar untuk melihat-lihat acaranya, ada juga yang datang untuk mengisi acara tersebut dengan berpakaian meniru tokoh anime atau tokoh videogame yang mereka gemari atau disebut cosplay. Menurut wikipedia.org (2021) cosplay merupakan gabungan dari dua kata costume dan play yang berarti hobi memakai dan meniru pakaian dari tokoh-tokoh fiksi ataupun non fiksi. Acara semacam itu cenderung dapat merugikan para mahasiswa baik dari segi biaya untuk datang ke acarnya dan juga dari segi waktu yang terbuang sia-sia. Acara tersebut juga dapat mendatangkan hal positif yaitu meningkatkan kreativitas bagi mahasiswa yang ber-cosplay dengan membuat kostum sendiri memanfaatkan bahan yang ada.

Mahasiswa wibu tersebut ada juga yang ingin dianggap sama seperti mahasiswa pada umumnya. Mahasiswa dapat menjalin pertemanan bukan hanya dengan sesama wibu saja, tetapi dapat berteman dengan mahasiswa umum lainnya. Terdapat pula mahasiswa wibu yang memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik akibat tontonan animenya yang memotivasinya untuk berubah. Terdapat pula mahasiswa wibu yang justru aktif pada kegiatan kampus bahkan adapula yang berprestasi. Kebudayaan wibu ini juga dapat membantu mereka dalam mencari topik untuk tugas perkuliahan mereka.

Menjadi wibu juga dapat meningkatkan berbagai soft skill sebagai mahasiswa. Salah satunya yaitu entrepreneur skill dengan memanfaat acara kebudayaan Jepang yang ada biasanya para mahasiswa tersebut akan menjual barang-barang atau aksesoris yang berkaitan dengan budaya Jepang atau dengan anime. Kegiatan tersebut dapat menambah pemasukan uang bagi para mahasiswa selain dapat meningkatkan skill.  Soft skill lainnya yaitu mahasiswa dapat belajar bahasa Jepang dengan lebih menarik karena dapat belajar melalui menonton anime ataupun dapat melalui mendengarkan lagu berbahasa Jepang. Mahasiswa juga dapat mengambil kebiasaan dan kebudayaan Jepang yang baik untuk diterapkan dikehidupan perkuliahan salah satunya yaitu disiplin dalam berbagai hal.

Budaya wibu ini dapat memotivasi para mahasiswa untuk dapat melanjutkan studi atau karier mereka di luar negeri, khususnya Jepang. Menurut survey mahasiswa asing ke Jepang yeng dibuat oleh OS Selnajaya berdasarkan dari JASSO terjadi kenaikan minat siswa dan mahasiswa yang ingin melanjutkan studinya ke Jepang. Ada yang termotivasi karena ingin merasakan langsung suasana yang selalu mereka tonton pada anime berlatarkan kota-kota di Jepang. Hal tersebut sangat baik untuk perkembangan mahasiswa di Indonesia. Menjadi mahasiswa wibu juga terdapat banyak manfaat bagi kehidupan mahasiswa di dunia perkuliahan dan karier lanjutan mereka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun