Mohon tunggu...
Taufiqi Pramono
Taufiqi Pramono Mohon Tunggu... wiraswasta -

twitter.com/taufiqipram

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gembeng

13 April 2012   10:56 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:39 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sebagian besar orang nganggep gembeng (nangisan) sebagai salah satu sifat negatif cewek. Tapi buat aku, kegembengan cewek bukan merupakan kekurangannya, justru malah menjadi kelebihannya. Aku justru pengen punya istri yang gembeng. Kenapa?

Karena menurut aku, cewek yang gembeng alias yang dikit-dikit nangis gak akan melampiaskan emosinya dengan membentak-bentak suaminya. Dan itu postif sekali untuk keberlangsungan hidup berumah tangga.
Cewek yang gembeng gak akan menjadi cewek yang ngamukan, gak akan bikin malu suami, dan yang penting gak bakalan gampang nglontarin kata putus/cerai. Kalo nangisnya udah kelar, dia nganggep seolah tidak terjadi apa-apa sebelumnya. Orang Jawa bilang “Nek wes bar yo uwes.”
Ada yang bilang bahwa cewek yang gembeng itu gak ekspresif, dan bikin si cewek cepet tua karena sering nahan marahnya, dan cenderung jadi cewek pendendam. Menurutku itu gak bener. Nangis adalah salah satu bentuk pelampiasan emosi juga. Pendendam adalah mereka yang ngambekan, minggatan, and suka gak jelas jluntrungannya.
Nangis bisa ‘disambi’ sesenggukan sambil ngungkapin unek-uneknya kepada korban tangisannya. Dan kamu tau betapa seksinya cewek dengan hidung merah yang sesenggukan di bawah pelukan suaminya?
Tapi ada catatannya, suami juga kudu bisa kontrol emosi, mentang-mentang istrinya gembeng, gak boleh bilang “Dasar cewek! Bisanya cuma nangis tok!”. Cewek yang lagi nangis tu seksi, DAN NGEGEMESIN. Tentu saja selagi si suami tu bener, dan tangis si istri itu muncul cuma karena kesalahpahaman atau kekhilafan suaminya doank, bukan karena suaminya yang jahat.
Buat cewek gembeng di Malang sana, I always love you…

Sumber

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun