Mohon tunggu...
Man Suparman
Man Suparman Mohon Tunggu... Jurnalis - Rakyat NKRI

Rakyat biasa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Tingginya Minat Jadi yang Terhormat

7 Januari 2019   22:09 Diperbarui: 7 Januari 2019   22:18 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bernarkah wakil rakyat mewakili rakyatnya | sumber: LPM Dinamika

MINAT untuk menjadi anggota legislatif (DPRD/DPR-RI) boleh dibilang cukup tinggi. Itu, dapat terlihat dari daftar panjang calon anggota legislatif yang terpampang dimana-mana, bahkan di sembarang tempat atau di sekitar WC-WC umum di terminal bis dan tempat-tempat keramaian lainnya.

Patut bersyukur pula dari sekian banyak calon anggota legislatif sebagian besar berpendidikan tinggi atau sarjana. Tentu itu, sangat menggembirakan, mudah-mudahan akan terbentuk para anggota legislatif yang berkualitas, karena mereka berpendidikan tinggi, tinggi derajatnya, tinggi moralnya.

Nah dengan yang tinggi-tinggi itu, sehingga tidak tinggi hati melupakan rakyat yang memilihnya. Tidak melakukan korupsi, tidak kolusi, tidak nepotisme serta dapat mengemban amanah sesuai dengan tugas fungsi lewenangan dan kewajibannya sebagai wakil rakyat yang terhormat.

Kalau boleh berharap mudah-mudahan pula, tingginya minat menjadi anggota legislatif, murni untuk mengabdi, untuk kepentingan rakyat, bukan hanya rakyat jadi obyek barang jualan  untuk atas nama rakyat saja, bukan karena sulit lapangan pekerjaan, lalu berbondong-bondong menjadi calon anggota legislatif. Sebab, menganggap pemilihan umum legislatif sama dengan lowongan pekerjaan.

Tugas dan wewenang dan kewajiban wakil rakyat itu, sangat berat, sehingga patut dihormati dan disebut yang terhormat, karena merupakan wakil rakyat. Beribu-ribu, hidup dan matinya rakyat, susah senangnya rakyat, kaya dan miskin atau sengsaranya rakyat ada diatas pundak setiap para wakil rakyat.

Tugas anggota legislatif  tidak ringan, bukan hanya duduk setuju-setuju saja, tetapi harus memiliki kemampuan dalam berbagai hal agar tugas dan fungsi sebagai anggota berjalan dengan baik, amanah sesuai dengan tugas fungsi wewenang dan kewajibannya. Artinya bukan untuk memperkaya diri, merubah nasib, kemudian mendadak jadi OKB alias orang kaya baru.

Tahukah para caleg, bahwa tugas fungsi wewenang dan kewajiban anggota legislatif sangat berat. Atau memang tidak tahu, pantas banyak caleg setelah menjadi anggota legislatif, banyak yang korup, melupakan janji-janji kampanyenya, mengabaikan tugas fungsi wewenang dan kewajibannya sebagai wakil rakyat.

Seandainya mereka tahu atau pura-pura tidak tahu, tentu saja setelah terpilih akan dapat melaksanakan amanahnya menepati janji-janjinya semasa kampanye, tidak melupakan rakyat yang telah memilihnya. Tetapi, adakah anggota legislatif yang seperti itu ? Kalau ada, boleh jadi merupakan mahluk langka.

Berpendidikan tinggi bergelar sarjana, meskipun bergelar kiyai. Ternyata, ah, tidak dapat menjamin dapat mengemban amanah, korupsi, kolusi, nepotisme dan suap menjadi salah satu ciri kebokbrokan moralitas wakil rakyat yang terhormat, namun tidak terhormat.Begitu, barangkali !

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun