Proses transfer Lionel Messi dari Barcelona ke Paris Saint Germain pada bursa transfer musim panas ini telah menyita banyak perhatian publik.
Hal ini dikarenakan media sepakbola tidak henti-hentinya memberitakan hal tersebut. Padahal proses transfernya sudah selesai dalam beberapa hari yang lalu.
Akan tetapi, jika diperhatikan lebih dalam, drama tentang transfer Lionel Messi pada bursa musim panas ini cukup menarik. Baik dari sisi Lionel Messi, Barcelona, Laliga, Paris Saint Germain, maupun UEFA.
Sebenarnya tidak ada masalah pada Lionel Messi dan Barcelona karena kedua belah pihak sudah setuju perpanjangan kontrak sang bintang selama 2 musim ke depan.
Bahkan Messi sudah menawarkan pemotongan gaji sebesar 50% agar bisa tetap bertahan di Barcelona. Dan sebenarnya pihak Barcelona tidak keberatan dengan jumlah gaji Lionel Messi yang dibayar penuh atau dipotong.
Masalahnya muncul pada menit-menit terakhir, ketika pihak Barcelona ingin mendaftarkan nama Lionel Messi ke pihak operator kompetisi yaitu Laliga.
Masalahnya adalah regulasi Laliga yang menyatakan bahwa beban gaji pemain tidak boleh lebih dari 75% pemasukan klub. Sedangkan kondisi Barcelona saat ini, dengan tanpa Lionel Messi saja beban gaji pemain sudah mencapai 90% dari pemasukan klub.
Apalagi ditambah dengan Lionel Messi yang semakin membebankan keuangan klub. Regulasi yang ketat dari Laliga membuat Barcelona dan Lionel Messi memutuskan untuk berpisah.
Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Paris Saint Germain yang dengan segera menawarkan kontrak baru bagi Lionel Messi. Gayung bersambut, pihak Lionel Messi pun menyetujui kontrak dari Paris Saint Germain.
Bersama klub Prancis tersebut, Lionel Messi mendapatkan kontrak selama 2 musim kompetisi dengan opsi perpanjangan kontrak 1 musim ke depannya.
