Mohon tunggu...
Trisna Manjur
Trisna Manjur Mohon Tunggu... Mahasiswa - I am Me

No Bio yet

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pandemi Merebak, OI Perlu Kreativitas dalam Kampanye dan Misi Kemanusiaan

17 Januari 2022   01:27 Diperbarui: 17 Januari 2022   01:45 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para gadis sebagai perwakilan , advokat, dan perwakilan dari PBB saat pertemuan  secara virtual pada perayaan hari anak perempuan internasional 2021

          Pandemi Covid-19 yang telah  berlangsung sepanjang  dua tahun belakangan ini telah berdampak pada setiap aspek kehidupan manusia. Akibatnya, banyak aktivitas manusia  menjadi terhambat bahkan terhenti. Hal ini tentu menjadi kenyataan pahit yang harus dihadapi banyak pihak. Menanggapi keadaan yang dari waktu ke waktu semakin berbahaya, negara-negara terdampak menerapkan beberapa kebijakan yang sangat krusial,seperti aturan lock down dan peralihan aktivitas dari tatap muka ke  perantaraan  teknologi . Secara  implisit, hal tersebut menjadi fakor utama penyebab permintaan akan penggunaan teknologi komunikasi yang meningkat pesat. Bagi Organisasi Internasional, kampanye dan kegiatan yang menjadi agenda utama mereka tentu memasuki babak baru seiring perkembangan zaman dan merebaknya pandemi Covid-19. Jika sebelumnya kampanye-kampanye kemanusiaan, konferensi, pertemuan tahunan dan lainnya diselenggarakan secara langsung, maka di masa pandemi ini metode tersebut harus beralih ke virtual, yaitu pertemuan atau kampanye melalalui perantaraan media atau teknologi.  Banyak agenda dan kegiatan beberapa OI telah digelar secara virtual sepanjang dua tahun belakangan ini. Terutama menyangkut kampanye dan acara atau peringatan tahunan. Sebagai contohnya adalah dalam  International Day Of The The Girl   pada 11 Oktober 2021 lalu. Tema yang diangkat adalah 'DIGITAL GENERATION, OUR GENERATION' . International Day Of The The Girl sendiri   adalah sebuah acara tahunan yang rutin diselenggarakan tanggal 11 Oktober setiap tahun. Perayaan Hari Anak Perempuan Internasional pertama kali ditetapkan pada 1995 di sebuah konferensi Beijing .Perayaan ini merupakan bentuk dedikasi bagi pertumbuhan anak perempuan di seluruh dunia. kegiatan yang disponsori oleh Working Group On Girls, UNICEF, UN WOMAN, Permanent Mission Of Canada untuk PBB, Permanent Mission Of Peru untuk PBB, dan UNFPA  ini mengusung tema 'DIGITAL GENERATION, OUR GENERATION'  guna menekan perkembangan dunia digital kontemporer dan kesenjangan digital yang terjadi didalamnya yang dapat memperlebar kesenjangan gender. Melihat aksinya, INGO dapat dikatakan masih survive dan dengan sigap menanggapi isu ini. Generasi digital adalah generasi anak-anak yang hidup di zaman sekarang. Jika mereka tertinggal dibandingkan dengan anak-anak seusianya, mereka dipastikan  tumbuh tanpa memperoleh hak-hak mereka. Peringatan hari Anak Perempuan Internasional yang diselenggarakan secara virtual ini dihadiri oleh para aktivis dan advokat perempuan, serta perwakilan PBB. Para gadis yang menjadi perwakilan dengan jujur dan terbuka menyampaikan permasalahan yang mereka hadapi kepada perwakilan PBB . Sebelum perayaan puncak pada 11 Oktober 2021, event ini didahului oleh acara " 11 Days of Action " atau Aksi 11 hari" yang dimulai dari tanggal 1-11 Oktober 2021. Selama 11 hari tersebut, kegiatan ini berlangsung secara virtual dan diisi dengan tema yang berbeda setiap harinya. Banyak hal yang diperoleh selama kegiatan ini. Dalam konsultasi dengan anak-anak perempuan yang tergabung , mereka menekankan  " pentingnya literasi digital,listrik yang andal,perangkat, dan internet, dan bagaimana hal itu dapat mempengaruhi cara anak perempuan berinteraksi, mendidik diri mereka sendiri,dan berpartisipasi dalam wacana politik", dan bahwa "menutup kesenjangan gender digital dan memastikan akses ke internet adalah penting." Rangkaian kegiatan yang diselenggarakan selama 11 hari tersebut berlangsung sukses. Sponsorship adalah yayasan atau badan dibawah naungan PBB. Jumlah sponsor yang terlibat sangat banyak. Hal ini menunjukkan bahwa INGO totalitas  dan survive menyelenggarakan hari anak perempuan internasional tahun 2021 meskipun ditengah pandemi Covid-19. 

          Tema yang diusung dalam rangkaian acara tersebut sangatlah menarik dan urgensi. Apalagi saat ini kita hidup pada era digital.Bagaimana mengajak orang-orang berpartisipasi dan menaruh perhatiannya pada upaya isu tersebut menjadi tanggung jawab dan agenda utama OI hingga hari ini. Memasuki era digital, tentu metode atau pendekatan yang diterapkan perlu disesuaikan. Hidup di zaman dimana teknologi berperang penting dan menjadi media utama kelangsungan hidup perlu dihadapi oleh semua OI. Selama pandemi Covid-19, tuntutan akan penggunaan teknologi sangat tinggi. Bagi OI, kampanye dan promosi misi kemanusiaan juga mesti  dilakukan melalui media tersebut. Jika tidak, eksistensinya terancam .  Dalam pengamatan saya, rangkaian kegiatan oleh beberapa OI selama pandemi melanda negara-negara dunia masih kurang hype di kalangan masyarakat. Salah satunya adalah saat  peringatan hari Anak Perempuan Internasional diatas. . Berdasarkan postingan dan akun media sosial yang dimilki, jumlah yang tertarik akan kegiatan seperti ini sangat minim. Para pengikut juga masih sangat sedikit sehingga ketika Event internasional dan berharga yang bahkan dihadiri oleh perwakilan PBB dengan mengusung tema menarik ini tidak begitu hype.Maknayanya ialah kapan lagi bisa berada dalam satu ruang diskusi dengan akses yang murah namun bermutu jika tidak selama pandemi melalui pertemuan virtual?. Bertemu dengan orang-orang dari seluruh dunia membahas isu-isu kemanusiaan adalah mimpi banyak orang. Ruang virtual menjadi tempat bercerita dan menemukan solusi akan isu yang dihadapi.Teknologi menyediakan hal itu sekarang , tinggal bagaimana aksi OI adalah langkah selanjutnya.Jika dibandingkan dengan metode lama, biaya dan jarak sangatlah mahal dan sulit bagi orang-orang berbagi cerita dan menemukan solusi bersama. Pandemi covid-19 membawa pengaruh positif di lain sisi jika melihat kenyataan tersebut. Jika saja sponsor atau penyelenggara  mampu menarik perhatian masyarakat melalui kampanye di media sosial, maka peringatan hari Anak Perempuan Internasional menjadi menarik dan booming tahun lalu. Apalagi isu-isu tentang hak anak menjadi semakin serius terutama di masa pandemi ini. Followers yang masih sedikit menjadi salah satu alasan .Beberapa sponsor kegiatan ini yang saya amati masih belum menarik perhatian netizen di media sosial. Postingan-postingan yang ditampilkan juga masih belum ramai diperbincangkan dan ditanggapi oleh netizen. Namun, saya melihat bahwa postingan cukup bagus untuk dikatakan sebagai kampanye dan promosi atas kegiatan tersebut. Banyak ilustrasi dan caption menarik yang digunakan. Kemudian selain di media sosial, di website penyelenggara juga cukup menarik untuk dikunjungi. Bahkan dalam aksi 11 hari sebagai salah satu rangkaian acara memperingati hari Anak Perempuan Internasional ini, penyelenggara membuka ruang virtual dan chatting untuk memperoleh masukan dan berbagai permasalahan terkait tema dari partisipan. Pertama kali mengetahui ini, saya kagum dengan metode kampanye oleh OI ini. Ini menarik dan sangat menyenangkan bahkan sangat mudah untuk orang-orang yang ingin secara langsung mengutarakan masalah mereka. Namun yang menjadi permasalahannya adalah kurangnya dari sisi promosi di media sosial. Meskipun demikian, peringatan hari Anak Perempuan Internasional tahun 2021 berjalan sukses dan aman hingga pada puncaknya. Artinya bahwa OI tengah berusaha keras dalam  menangani hal tersebut.

          Terakhir , bahwa Prinsip pembangunan berkelanjutan atau sustanaible development mesti terus dilakukan. Bagaimanapun juga, isu-isu baru akan terus bermunculan seiring berkembangnya zaman. PBB bersama lembaga dan badan dibawah naungannya cukup mampu melihat situasi dan mulai beradaptasi dengan menggunakan metode atau pendekatan yang dinamis, tak lain ialah memanfaatkan teknologi yang ada. Jika pandemi ini berdampak pada aspek finansial dan sponsorship bagi beberapa INGO, pemanfaatan teknologi menjadi salah satu alternatif yang bisa dilakukan. Namun yang terpenting adalah komitmen untuk menyelenggarakan kegiatan tersebut. Kampanye-kampanye untuk hak anak dan perempuan dapat dengan mudah disebarluaskan melalui media sosial yang ada saat ini. Melihat banyaknya pengguna media sosial saat ini, INGO perlu inovatif agar media sosial menjadi wadah yang tepat untuk mempromosikan dan melakukan kampanye-kampanyenya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun