Mohon tunggu...
Manjilati Nurhazah
Manjilati Nurhazah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UPI Kampus Tasikmalaya

Merupakan mahasiswa S1 UPI Kampus Tasikmalaya Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Peminat pendidikan dan bahasa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kesenjangan Pencapaian Kompetensi Siswa di Masa Pandemi: Mahasiswa Bersinergi Memberi Solusi

30 Juli 2021   11:46 Diperbarui: 30 Juli 2021   12:44 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Problematika warga Indonesia di masa pandemi covid-19 bukan hanya dirasakan oleh beberapa kalangan dalam sektor ekonomi. Namun lebih jauh, dampak pandemi juga dirasakan oleh anak-anak dan adik-adik kita dalam kegiatan pembelajaran. Ya, dampak pandemi di bidang pendidikan haruslah menjadi titik fokus, sebab pendidikan adalah pondasi utama bagi masa depan generasi penerus bangsa. Jika pendidikan tidak didapatkan dengan baik oleh mereka, bisa dibayangkan bagaimana Indonesia di masa depan.

 Dalam kondisi pandemi ini, siswa yang seharusnya belajar membaca dan berhitung di sekolah, kini diharuskan belajar di rumah. Tidak ada baris-berbaris sebelum masuk kelas, upacara bendera, piket kelas, bermain dan berinteraksi dengan teman, dan kegiatan mengasyikan lainnya. Kini tidak bisa dipungkiri peran orang tua merangkap sebagai guru, fasilitator, bahkan teman bermain di sela-sela waktu belajar agar anak tidak merasa jenuh dalam proses belajarnya.

"Bu, selama belajar di rumah, anak saya belajar sendiri. Saya kan di pasar nungguin dagangan," ujar salah satu ibu dari siswa A kelas 4 SD di salah satu sekolah dasar di Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya. Prestasi A disebutkan sangat menurun selama pandemi, A yang awalnya masuk peringkat 5 besar kini menjadi duduk di peringkat 20 besar. Kegiatan pembelajaran daring tanpa bimbingan tentunya membuat A sulit memahami instruksi tugas sekolah dan berujung malas belajar dan lebih memilih bermain games.

Namun di sisi lain, siswa B di sekolah yang sama bahkan sudah sangat lancar dalam memahami konsep numerasi sesuai kompetensi yang harus dicapai dan kemampuan literasi yang sudah mumpuni. Bukan hanya itu, siswa B juga seringkali diikutkan les privat untuk pengembangan akademik serta peningkatan skill yang dimilikinya. Hal ini tidak bisa dipungkiri karena dukungan orang tua berupa media belajar yang cukup. Seperti berbagai buku bacaan dengan tema yang disukai anak, permainan yang memiliki unsur edukatif, belajar tambahan di luar sekolah, dan dukungan bentuk lain yang didapatkan B meski dalam kondisi sulit seperti ini.

Jika dilihat, gap atau kesenjangan yang terjadi antara siswa A dan siswa B sangatlah jauh. Terlepas dari internal siswa, beberapa garis besar penyebab kesenjangan terlihat dari beberapa hal eksternal yang sangat fundamental. Diantaranya yaitu fasilitas yang mendukung belajar dan pembimbing siswa dalam belajar. Akibat dari kondisi seperti ini adalah akan terjadinya perbedaan yang sangat jauh antara satu siswa dengan siswa lainnya. Beberapa siswa sudah melaju pesat dalam pencapaiannya, namun tidak sedikit siswa yang akan semakin tertinggal dari standar yang harus dicapai.

Fenomena ini tentu tidaklah diinginkan. Pendidikan di Indonesia haruslah merata dan tertata sehingga tidak adanya kesenjangan yang terjadi. Maka dari itu, program kegiatan KKN Tematik Membangun Desa Bidang Pendidikan yang terselenggara pada Bulan Juli 2021 ini diharapkan bisa menjadi salah satu solusi. Keterlibatan mahasiswa terhadap ketercapaian kompetensi siswa dilakukan dengan program-program terbarukan dari para mahasiswa dalam mendampingi belajar siswa secara menyenangkan dan mengesankan bagi mereka.

Mahasiswa turun ke lapangan untuk membimbing siswa terutama dalam pemahaman konsep literasi dan numerasi dasar. Mahasiswa menciptakan berbagai kreasi seperti membuat video pembelajaran animatif dan interaktif, membimbing belajar sambil bermain, dan mengajak siswa dalam belajar langsung di lingkungan alam sekitar. Siswa yang sebelumnya hanya mengerjakan tugas sekolah di rumah nampak antusias dengan adanya program bimbingan belajar ini.  

Besar harapan setelah berakhirnya program KKN ini tidak menyurutkan mahasiswa untuk terus turut andil dalam pembimbingan belajar para siswa sekolah dasar, terutama bagi siswa yang sulit dalam mengkases media pembelajaran serta kekurangan pendampingan dalam belajar. Sehingga hak pendidikan bagi seluruh siswa dimanapun dapat terpenuhi dan tidak adanya kesenjangan pencapaian kompetensi di antara mereka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun