Mohon tunggu...
Mang Pram
Mang Pram Mohon Tunggu... Freelancer - Rahmatullah Safrai

Penikmat kopi di ruang sepi penuh buku || Humas || Penulis Skenario Film || Badan Otonom Media Center DPD KNPI Kota Cilegon

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Risma Jangan Baper Dihina, Netizen Pilgub Jakarta Lebih Sadis

6 Februari 2020   14:37 Diperbarui: 6 Februari 2020   14:42 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Walikota Surabaya Tri Rismaharini (KOMPAS.COM/GHINAN SALMAN)

Menjadi pejabat harus siap menerima kritikan, hinaan, bahkan fitnah. Bagi Jokowi, Ahok, dan Anies sepertinya sudah kebal menghadapi netizen (warga net) yang berisik di media sosial.

Beda hal dengan Walikota Surabaya Tri Rismaharini yang meradang ketika disebut "kodok betina" oleh pemilik akun facebook Zikria Dzatil.

Ibu Risma menjadi baper, hatinya terluka dan merasa terhina, hingga kemudian seorang Ibu Rumah Tangga asal Bogor itu pun dipolisikan.

Meskipun Risma sudah menerima maaf orang yang menghinanya, rasanya kasus ini menjadi cerminan Risma yang gampang baper jika dihina.

10 tahun Risma menjabat sebagi Walikota Surabaya, Risma harusnya sudah matang mengelola emosi. Di masa bebas berpendapat dan media sosial yang bising, sejatinya seorang pemimpin harus siap menghadapinya.

Apa jadinya ketika Risma gampang baper maju di Pilkada DKI Jakarta 2022 nanti? Situasi politik yang dampaknya bisa menjadi nasional. Tidak ada kata baper dalam pertarungan di sini.

Kampret, cebong, babi, hingga kodok gurun selalu menjadi bahan ejekan yang   muncul dalam situasi politik saat ini. Pada panggung Pilgub Jakarta, bisa jadi akan mengeluarkan isi Kebun Binatang Ragunan. Netizen lebih sadis menyerang siapa pun untuk memenangkan jagoannya.

Telinga seorang pemimpin sama memiliki dua. Bisa berfungsi untuk menerima kritikan yang dapat membangun kinerjanya, sisi lain bisa mendengarkan hinaan tanpa perlu direspon.

Tidak ada salahnya jika Risma curhat kepada Jokowi dan Ahok, atau belajar kepada Anies yang selalu dibully setiap hari oleh netizen.

Anies bisa menjadi guru yang baik dalam hal menghadapi netizen. Anies bahkan bisa membuka kebun binatang pribadi yang berasal dari sumbangan netizen yang tidak menyukainya menjadi gubenur. 

Kota Surabaya akan berbeda dengan Jakarta. Risma harus siap mental dan lebih besar menghadapi kemungkinan lebih buruk saat maju ke Pilgub Jakarta nanti. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun