Tapi, tau sendiri kan, Jakarta tetap banjir ketika seharian turun hujan?
Cilegon memang tidak memiliki teknologi secanggi rekayasa hujan dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Jakarta. Para pemilik proyek di Cilegon lebih memilih menggunakan jasa pawang hujan yang terbukti untuk menghalau hujan turun.
Meski hujan bisa ditahan agar tidak turun pada siang hari, Cilegon tidak lepas juga dari persoalan banjir. Namun banjir hanya menggenangi wilayah dengan drainase buruk yang menyebabkan aliran air tersumbat. Banjir di Cilegon pun cepat surut karena air bisa langsung menuju laut.
Sejak dulu, Banten terkenal dengan hal-hal mistis. Sulit untuk dipahami oleh logika. Namun nyatanya permainan debus saja bisa kebal dari senjata tajam dan api, belum lagi membunuh tanpa menyentuh dengan santet, ditambah hujan pun bisa diatur oleh seorang pawang.
Tidak ada salahnya jika Gubenur DKI Jakarta Anies Baswedan belajar kepada para pawang hujan di Cilegon. Hujan deras yang berpotensi turun di Jakarta bisa dialihkan, sehingga tidak muncul persoalan banjir Jakarta lagi.
Kesannya memang tidak masuk akal. Tapi kan, naturalisasi sungai dan memasukan air ke dalam tanah dengan kondisi pembangunan Jakarta saat tidak bisa menyelesaikan banjir.
Namanya usaha sudah menjadi sunatullah yang bisa dilakukan manusia. Berhasil atau tidaknya sudah menjadi ketetapan takdir Tuhan yang harus diterima.