Mohon tunggu...
Mangasi Tongam
Mangasi Tongam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hallo Perkenalkan Saya Mangasi Tongam Dari Jurusan Psikologi Universitas Negeri Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penerapan Psikologi Positif dalam Membentuk Kepribadian Mahasiswa

19 Juni 2022   21:25 Diperbarui: 19 Juni 2022   22:02 1940
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendekatan humanistik sangat mempengaruhi psikologi positif. Maslow adalah tokoh psikologi positif yang pertama kali muncul. Maslow mengatakan bahwa tidak terdapat pemahaman yang benar-benar akurat mengenai potensi manusia. Psikologi, menurut Maslow, cenderung lebih banyak membahas mengenai sisi negatif manusia, bukan sisi positifnya. Psikologi sering menggali mengenai kekurangan dan gangguan yang terjadi pada manusia[1].

 Pengertian psikologi positif menurut Seligman dan Csikzentmihalyi, adalah sebuah studi atau kajian ilmiah yang mencakup aspek personal, relasional, biologis, budaya, kelembagaan, dan dimensi global dari kehidupan[2]. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengidentifikasi potensi yang dimiliki oleh manusia, meningkatkan potensi tersebut, sehingga mendorong individu tersebut untuk berkembang,

 Psikologi positif adalah sebuah studi yang belum berusia cukup lama, apabila dibandingkan dengan jenis psikologi yang lainnya. Psikologi positif dinilai merupakan bidang ilmu yang berhasil membawa perubahan bidan gilmu psikologi sebagai ilmu sosial. 

Perubahan yang dapat dirasakan dari adanya bidang ilmu psikologi positif adalah dari yang sebelumnya berfokus pada apa yang menjadi kelemahan dan kekurangan manusia, menjadi berfokus kepada cara mengembangkan potensi yang dimiliki manusia untuk mendorong pengembangan kepribadiannya.

 Terdapat tiga hal yang menjadi dasar dari psikologi positif, yaitu pengalaman hidup yang positif, properti fisik yang positif, dan masyarakat yang positif. Pengalaman hidup yang positif diharapkan dapat mendorong individu dalam pengendalian emosi menjadi emosi-emosi positif. Properti fisik yang positif dibutuhkan dalam penggalian potensi yang dmiliki oleh diri sendiri, seperti bakat maupun kekuatan yang dimiliki individu. 

Berikutnya, yaitu masyarakat ynag positf, merupakan salah satu dasar yang dapat mempengaruhi kepribadian diri, sebab di dalam institusi sosial yang positif, maka dapat mendorong pengembangan kepribadian diri ke arah positif pula. Isu-isu yang dibahas dalam psikologi positif, anata lain seperti, harapan, kesejahteraan, optimisme, kepuasan dalam menjalain hidup, keterikatan rasa syukur, efikasi diri, dan lainnya[3]. 

 Emosi yang positif merupakan komponen dari kebahagiaan. Emosi yang positif akan menyadarkan manusia untuk bersyukur pada Tuhan dan lebih menghargai orang lain. Emosi positif juga menumbuhkan sikap positif, seperti  kreatif, berani, jujur, semangat, peduli, dan tekun[4].

 Fase perkuliahan merupakan fase yang cukup sulit dijalani oleh mahasiswa. Mahasiswa tidak jarang dihadapkan pada situasi yang rumit, tugas yang menumpuk, permasalahan di dalam organisasi, maupun permasalahan pribadi, baik yang terjadi di dalam lingkup perkuliahan, maupun di luar lingkup perkuliahan. 

Seringkali ditemukan sikap menyerah, mengeluh, tidak cukup bersyukur pada mahasiswa. Emosi negatif lebih dominan dari emosi positif, yang menyebabkan mahasiswa semakin kesulitan dalam menghadapi permasalahan.

 Apabila mahasiswa kerap terjebak dalam emosi negatif ini, maka mahasiswa akan kesulitan dalam mengembangkan kepribadian dirinya. Untuk mengembangkan kepribadian dirinya, maka mahasiswa harus mampu mengintropeksi dirinya. Mahasiswa perlu memahami apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan yang dimiliki olehnya.

 Mahasiswa terlebih dahulu memahami mengenai definisi kepribadian.[5] Kepribadian merupakan suatu sikap diri yang stabil dan tidak mudah diubah secara total, bersifat terikat antar satu komponen dengan lainnya, dan terbentuk dari pengaruh biologis serta pengaruh lingkungan, serta bersifat unik, di mana setiap orang memiliki kepribadian yang istimewa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun