Mohon tunggu...
Roni Ramlan
Roni Ramlan Mohon Tunggu... Freelancer, Guru - Pembelajar bahasa kehidupan

Pemilik nama pena Dewar alhafiz ini adalah perantau di tanah orang. Silakan nikmati pula coretannya di https://dewaralhafiz.blogspot.com dan https://artikula.id/dewar/enam-hal-yang-tidak-harus-diumbar-di-media-sosial/.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Profesor Jery Ronggo Sang Maestro Adicara

31 Desember 2022   21:12 Diperbarui: 31 Desember 2022   21:42 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto dokumentasi screenshot pribadi 

"Dalam hidup kita, cuma satu yang kita punya, yaitu keberanian. Kalau tidak punya itu, lantas apa harga hidup kita ini?" -Pramoedya Ananta Toer

Adalah Jery Ronggo salah satu nama pena dari sang guru yang baru-baru ini--tepatnya Minggu, 11 Desember 2022-- berpulang ke alam baka. Prof. Dr. Mohamad Jazeri, S. Ag., M. Pd. formalitas nama dari pemilik nama pena itu. Nama lengkap yang familiar tercutat dalam kalender akademik pengampu mata kuliah di institusi tempat mengabdikan dirinya. Institusi yang kemudian menyempurnakan pengabdian dan perjuangan "pembelajar sejati" hingga akhir hayat memeluk tubuhnya.

Belakangan saya tahu, bahkan sampai akhir hayatnya, beliau mengemban amanah penting di fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (Fatik) di UIN Syaid Ali Rahmatullah Tulungagung (SATU). Lebih tepatnya beliau menjadi ketua program studi Tadris Bahasa Indonesia (TBIN). Kepulangan beliau ke haribaan-Nya saya kira membuat khalayak ramai--keluarga, kolega, dan sahabat serta seluruh muridnya--yang mengenalnya terkaget bukan main. 

Untuk kesekian kalinya, entah yang keberapa, kampus tercinta berselimutkan duka dan terguncang hebat keteguhannya. Kampus yang familiar dengan jargon Peradaban, Adab dan Dakwah yang terletak di bumi suci Gayatri tepat di penghujung tahun ini telah ditinggalkan salah satu guru besar dalam bidang bahasa Indonesia. 

Belajar Nge-blog dari Dua Guru Utama

Tepat tatkala duduk di bangku Strata satu (S1) di UIN SATU yang dahulu masih berstatus STAIN Tulungagung saya bertemu dengan beliau. Beliau sendiri tatkala itu berperan sebagai dosen pengampu salah satu mata kuliah di jurusan Agama dan Filsafat (AF). Jurusan yang kemudian bertransformasi menjadi Filsafat Agama (FA) setelah kampus beralih status IAIN dan berubah kembali dengan nama Aqidah dan Filsafat Islam (AFI) setelah dikukuhkan menjadi UIN. 

Sebagai dosen teladan, selain menegaskan kontrak perhelatan perkuliahan, di awal sesi perkuliahan beliau dengan senang hati memperkenalkan diri di hadapan seluruh mahasiswa baru. Autobiografi singkat mengenai dirinya dipaparkan langsung di depan lokal. Kala itu kami menghelat perkuliahan di lokal 3. Bangunan lawas yang telaknya persis di depan aula utama. Lokal yang sebelumnya berdampingan dengan kantor IJIR sebelum kini diluluhlantakan guna menata ulang sarana lembaga.

Dengan retorika khas pembawaannya beliau menyebutkan silsilah keluarga kecilnya: Nama lengkap beliau, istri dan anak, riwayat pendidikan, pengalaman kerja, jabatan, kesibukan hingga kegemarannya mengelola inventarisasi ide melalui blog sederhana miliknya. Semua data privasi itu beliau suguhkan melalui slideshow ala power point. Sementara notebook merk Toshiba yang berwarna biru hitam menjadi kemudi utamanya. Ia tergelak di atas meja beliau. 

Kendati demikian, tepat di salah satu slideshow yang memuat alamat blog pribadi beliau: www.jeryronggo.wordpress.com, fokus perkenalan itu benar-benar menjadi sangat serius sekaligus berhasil memantik motivasi kami untuk belajar menulis melalui blog pribadi. Beliau tidak sekadar sedang mempromosikan produk intelektualitasnya, akan tetapi turut mendedahkan esensi dari aktivitas menulis dan menuangkan ide yang digalakkan secara intens. Secara tidak sadar beliau sedang memapah kami untuk menjadi pembelajar sejati yang produktif. 

Suntikkan perkenalan tentang pengelolaan blog pribadi sederhana yang menarik itu lantas disempurnakan tatkala saya mengikuti perkuliahan dengan Prof. Naim (sapaan akrab untuk Prof. Ngainun Naim). Sebagai puncaknya, buah dari perkenalan itu mendorong saya untuk berusaha membuat blog gratisan versi blogspot. Bukan di wordpress. Tampaknya kala itu saya mengalami sedikit kesusahan membuat blog pribadi melalui kanal wordpress. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun