Lantas masih mau, memaki hujan sebagai ketidakpedulian Tuhan atas atas makhluk-Nya? Menghardik terik sebagai keadaan yang kian mencekik?
Jika semua keadaan di mata kita selalu salah, tidak menyenangkan dan dijalani penuh dengan keterpaksaan, jangan-jangan cara pandang kita saja yang telah nyaman menyalahkan?Â
Hobi mencari-cari kambing hitam atas ketidakmapanan diri menangkap makna-makna yang hendak di sampaikan Tuhan melalui tanda-tanda perubahan alam dan lingkungan.
Akhir kata, bagaimanapun beberapa becana alam (red; longsor, banjir, abrasi dan lain sebagainya) yang terjadi seiring turun curah hujan tidak lain banyak dipengaruhi oleh faktor ulah kejahilan tangan manusia sendiri. Atas dasar demikian mari kita saling membahu dan berbenah diri untuk menjaga alam sebagai lingkungan hidup kita.
Tulungagung, 28 September 2020