Mohon tunggu...
Ahmad Saukani
Ahmad Saukani Mohon Tunggu... Administrasi - pensiun bukan lantas berhenti bekerja

pensiun bukan lantas berhenti bekerja

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pulang

16 April 2013   18:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:06 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1366111729718391195

[caption id="attachment_248193" align="aligncenter" width="640" caption="satu sudut mekkah saat mendung-mendung/ahmad saukani"][/caption]

Betul apa kata pepatah setinggi tinggi terbang bangau akhirnya harus kembali menclok dikubangan juga. Saya jelas bukan bangau cuma seorang TKI di Saudi, seperti saudara saudara TKI lainnya yang sudah pulang. Setelah berbilangtahun menyusul keluarga yang sudah lebih dahulu, saya akhirnya juga harus pulang kampung. Meninggalkan Mekkah, tanah impian yang tidak akan pernah terlupakan.

Rasanya baru kemarin katika Kang Maman teman satu rombongan bilang “sedih oge aing euy”. Mengekpresikan kesedihannya ketika harus berpisah dengan keluarganya. Sementara saya yang masih bujang ketika itu tenang-tenang saja tidak ada pikiran lain. Cuma mau merasakan naik pesawat kayak apa sih rasanya…heheh… Tambahan lagi mau kerja ke luar negri rasanya keren banget ketika itu.

Allah punya aturan, bukan kebetulan saya bekerja di perusahaan Negara, sekarang sudah menjadi semacam BUMN. Belum dua minggu kerja sudah terima bayaran, luar biasa senang hati ketika itu langsung kirimkan ke ortu. Terbayang sebelumnya kerja di Jakarta saya yang cuma mengandalkan pendidikan ala kadarnya. Gaji tidak seberapa buat pacaran aja tekor melulu boro-boro kasih orang tua….heheh…

Kalender dicoreti tiap hari berganti. Tahun berganti tahun, waktu cepat sekali berganti. Berkali kali bisa merasakan enaknya naik pesawat gratisan pula. Dan berikutnya setelah menikah keluarga juga bisa ikut menikmatinya.

Bagusnya di Saudi saya kerja di Mekkah, Setelah saya sendiri bisa naik haji, sekian tahun kemudian saya bisa berangkatkan kedua orang tua naik haji ini satu kegembiraan tersendiri buat saya. Tahun-tahun berikutnya ganti-berganti bisa jumpa tetangga, karabat dan keluarga yang naik haji ataupun yang datang berumrah.

Lantaran kerja di Mekkah saya pernah mau diangkat mantu lho sama seorang Kiyai, tapi memang belum jodohnya ya ga kejadian. Dalam satu kesempatan cuti dengan beberapa teman ketika itu masih bujangan saya pernah disebut sebagai grup “Golek” itu bahasa jawa yang belakang baru saya tau artinya mencari. Rupanya pelesiran saya ketika cuti di Jawa dari Klaten sampai Bojonegoro dianggap mencari jodoh. Itu memang ada benarnya tapi lantaran memang belum waktunya ya tidak ada yang nyangkut. Akhirnya jodohnya ya ga jauh-jauh anak tetangga juga….heheh…masih saudara pula.

Sebelumnya, kerja di Saudi buat saya selain ingin merasakan naik pesawat juga ada unsur bertualang, untung-untungan kata orang. Tapi buat saya yang cuma berbekal keterampilan serta pendidikan yang minim ya memang terhitung beruntung. Ketika kerja di Jakarta dulu setiap gajian cuma kebeli sepotong celana. Setelah kerja di Saudi teman-teman sekali cuti bisa terbeli petakan-petakan sawah…..heheh….semoga pensiun nanti pada pandai mengelolanya.

Keinginan saya dulu untuk naik pesawat sudah kesampaian. Besok hari kembali saya akan naik pesawat dan masih gratisan….heheh….maaf uwak-uwak norak…..

Tapi ada hikmahnya. Yang saya pahami Gusti Allah tidak akan pernah bisa diatur. Jauh sebelum saya kerja di Saudi Bapak saya sudah wanti-wanti kasih banyak pesan lantaran beliau akan bekerja di Arab. Ternyata gagal beliau tidak pernah berangkat ke Arab tetap tinggal dan bekerja di tanah air malah saya yang berangkat ke Saudi.

Satu hal lagi soal urusan jodoh, dikejar kejar sampai ke Jawa Timur dan bahkan sampai ke ujung dunia sekalipun, kalau Allah belum menentukan ya tidak akan jadi kenyataan. Manusia cuma punya rencana Allah yang menentukan.

.

So long Mekkah.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun