Mohon tunggu...
Ahmad Saukani
Ahmad Saukani Mohon Tunggu... Administrasi - pensiun bukan lantas berhenti bekerja

pensiun bukan lantas berhenti bekerja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Biarkan Terminal Khusus TKI Bandara Soetta Tetap Beroperasi.

24 Maret 2012   09:37 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:32 907
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sudah menjadi rahasia umum amburadulnya pelayanan di Bandara Soekarno Hatta sudah terlalu banyak bukti dan fakta diungkap baik itu di keberangkatan terlebih lagi dikedatangan terutama perlakuan terhadap TKI. Sudah terlalu banyak cerita mengenaskan TKI yang baru kembali ke Tanah Air dipaksa masuk terminal 3 diperlakukan secara tidak manusiawi dan hal ini sudah berlangsung begitu lama.

Jadi terasa ironis, lucu sekaligus menggemaskan mencermati komentar Sekretaris Perusahaan PT Angkasa Pura II sebagai pengelola Bandara Soetta (Bandara Soekarno Hatta) yang menanggapi keluh para TKI atas perlakuan aparat Bandara yang dimuat Kompas.com 3 hari yang lalu (lihat juga komentar-komentar dibawahnya) Ini memperlihatkan kalau beliau memang tidak punya kepedulian dan cuma pura-pura saja.

Terminal 3 Kedatangan Bandara Soetta yang dikhususkan untuk TKI dibangun dengan tujuan mulia, agar para TKI yang baru kembali ke tanah air bisa pulang ke kampung halamannya masing-masing dengan aman dan nyaman. Namun sejak dioperasikan sekitar tahun 1999 sampai saat ini jauh panggang dari api, alih-alih menolong bahkan terminal 3 terkesan menjadi tempat mengisolasi para TKI sehingga para aparat dengan bebas melakukan pelecehan, pemerasan dan penipuan sampai barang bawaan mereka yang hilang. Terminal 3 jadi tempat yang sangat menakutkan buat para TKI.

Walau terlihat jelas merupakan diskriminasi terhadap TKI Terminal 3 Bandara Soetta, andai dikelola dengan benar sesuai dengan tujuan awalnya bisa sangat menolong terutama buat mereka para TKI Wanita apalagi yang tempat tinggalnya jauh di daerah dengan catatan TKW ini tidak ada yang menjemput.

Sangat riskan dan beresiko membiarkan TKW yang tempat tinggalnya jauh dari Jakarta terutama para TKW dari Timur Tengah yang maaf memang kebanyakan polos dan lugu berkeliaran sendiri keluar dari Bandara. Bisa jadi mereka akan menjadi santapan empuk pereman liar yang bisa saja berkomplot dan pura-pura menawarkan angkutan, siapa bisa jamin keamanan mereka diperjalanan walaupun mereka para TKW itu berkelompok.

Banyak suara-suara santer diantaranya dari LSM yang punya perhatian terhadap nasib TKI yang menghendaki agar Terminal 3 Bandara Soetta yang dikhususkan untuk TKI ditutup saja. Terminal khusus TKI, perlakuan jelas-jelas diskriminatif terhadap anak bangsa, Pahlawan Devisa, selogan yang cuma sekedar pemanis dibibir yang sesungguhnya terasa pahit

Tentang Terminal khusus TKI ini saya punya pandangan lain, tidak perlu ditutup. Kalau Pemerintah punya niat baik dan menginginkan perbaikan kembalikan fungsi Terminal 3 sesuai dengan tujuan awal pembangunannya. Segera benahi pengelola dan aparatnya. Pejabat terkait harus merubah imej Terminal 3 dari sarang pemerasan menjadi tempat perlindungan TKI. Para TKI jelas membutuhkan angkutan untuk pulang ke kampung halamannya tapi hendaknya bisa membayar dengan ongkos yang wajar dan tidak ada lagi pungutan-pungutan yang tidak jelas. Dan apabila TKI jelas-jelas ada yang jemput jangan paksa untuk juga ke Terminal 3 biarkan mereka menikmati haknya sebagai Warga Negara yang merdeka.

.

Merdeka!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun