Mohon tunggu...
Ahmad Saukani
Ahmad Saukani Mohon Tunggu... Administrasi - pensiun bukan lantas berhenti bekerja

pensiun bukan lantas berhenti bekerja

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menikmati Hijaunya Kampung Pamatutan, Sukabumi

5 Desember 2018   08:52 Diperbarui: 5 Desember 2018   09:32 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
hijaunya pamatutan/dok pribadi

Ketika saya tiba di Kampung Pamatutan sekitar jam 2 siang menjelang sore langit masih tampak cerah, namun beberapa saat kemudian mulai berangsur gelap, langit mulai mendung. Barangkali memang sudah mulai datang musim penghujan; di Jakarta sendiri beberapa hari kemarin setiap sore mulai turun hujan yang cukup lebat. Dan betul sore-nya Pamatutan diguyur hujan cukup lebat.

Kampung Pamatutan berlokasi di Kecamatan Bojonggenteng, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Kampung Pamatutan dipersolek oleh hijaunya hamparan persawahan dan dibelah oleh sungai kecil Cipalasari. Hamparan persawahannya membuat pemandangan Kampung Pamatutan cukup memesona.

Jaraknya sekitar 5 km dari Jalan Raya Sukabumi dihitung dari titik Stasiun Parungkuda. Bisa ditempuh sekitar dua puluh menit saja dari Stasiun kacauali pas saat bubaran Pabrik. Oh ya ada pabrik Garment dipertigaan Kelapanunggal menjelang masuk jalan Kelapanunggal. Setelah jembatan Pamatutan belok kanan sudah masuk jalan Pamatutan. Sepertinya ada angkutan umum tapi cuma melintas di pertigaan itu saja dan tidak masuk ke Kelapanunggal dan Pamutatan. Jadi untuk sampai di Pamatutan bisa lanjut dengan menyewa ojek atau sewa angkutan umum secara borongan dari mulai Stasiun Parugkuda tadi.

Perjalanan menuju Kampung Pamatutan cukup mengasyikan. Menembus sedikit hutan dengan pepohonannya yang besar-besar dan jalan yang berkelok dan agak menurun di beberapa titik. Namun kondisi jalan dengan aspal yang mulus selain mengasyikan dan tidak membosankan juga akan mengantar kita dengan aman sampai tempat tujuan.

sungai cipalasari pamatutan/dok pri
sungai cipalasari pamatutan/dok pri
Seorang teman yang tergolong berkocek super tebal memfasilitasi kami dengan penginapan dan sekaligus konsumsinya dalam rangka temu kangen, Bahasa kerennya reunian-lah yang ide-nya dadakan saja. Tentu saja reuni-an kami di Pamatutan ini jauh berbeda nuansanya dengan Reuni Akbar 212 di Monas kemarin.

Reuni yang berlangsung 24-25 November kemarin boleh dibilang adalah reuni kecil-kecilan kami mantan para pemanjat tiang telepon yang pernah berkiprah sebagai TKI yang keadaannya kini rerata sudah renta. Kami datang dengan keluarga masing-masing malah ada yang mengajak anak cucunya.

Sambil menikmati basahnya Kampung Pamatutan dan hangatnya teh, kopi disertai beragam camilan; kami ngobrol ngalor ngidul tentang pengalaman hidup sampai obrolan nostalgia tentang suka-duka, konyol serta lucu saat masih aktif bekerja dulu.

Setelah Sholat Maghrib, beberapa dari kami ada yang menjamak-nya kemudian makan malam. Setelah itu obrolan seru kami berlanjut sampai cukup larut. Sementara kerik suara jangkrik, suara katak dan entah suara makhluk apa lagi begitu harmoni sebagai musik alam yang indah menemani kami bercengkerama sampai satu persatu dari kami tumbang mendengkur.

peteran pemanjat tiang telepon/dok pribadi
peteran pemanjat tiang telepon/dok pribadi
perbukitan di kejauhan/dok pri
perbukitan di kejauhan/dok pri
Besoknya setelah sarapan dan setelah udara terasa tidak terlalu dingin lagi, kami turun ke bawah. Ada kolam renang, ada kolam ikan, kolam ikan terapi dan sarana bermain anak yang bisa dieksplorasi. 

Di belakang sekali dari area lahan teman tersebut ada sungai, itulah sungai Cipalasari. Tidak terlalu lebar mungkin sekitar 5 atau 6 meter ada bebatuan menyembul diantara air yang mengalir deras lantaran hujan semalam.

Disebrang sungai terhampar persawahan dengan tanaman padi yang tampaknya baru ditanam yang saya perkirakan baru usia sekitar satubulanan. Sementara dikejauhan tampak perbukitan dan perkampungan yang hijau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun