Urusan kecelakaan dalam berkendara adalah masalah nasib, tidak pilh-pilih, tidak wanita tidak pria, tidak pula muda ataupun tua. Cuma tentu saja kehati-hatian dan mematuhi aturan berlalu-lintas adalah satu keharusan. Dan urusan kecelakaan Gusti Alloh punya kuasa dan kehendak.
Jauh sebelum wanita Saudi diizinkan mengemudi, saya pernah curi dengar, obrolan teman kantor yang warga Saudi yang tentu saja semuanya pria, ketika itu sudah cukup kencang tuntutan agar wanita Saudi dibolehkan mengemudi.
Mereka secara kelakar mengatakan "nanti kalau ada yang mogok kita juga kaum pria yang direpotkan" Â ada juga yang bilang "bisa tambah banyak kecelakaan nanti"
Obrolan beberapa pria Saudi tentang pandangannya terhadap wanita mengemudi tersebut tentu saja tidak bisa dibilang mewakili masyarakat Saudi secara keseluruhan. Tapi setidaknya bisa disimpulkan secara sederhana, bahwa tidak semua pria Saudi menyetujui wanita-nya mengemudi.
Kemarin dari laporan Saudi Gazette, disebutkan ada kecelakaan lalu-lintas yang menimpa pengemudi Saudi di daerah Al-Mubraz, wilayah Al-Ahsa, Provinsi Timur, Saudi Arabia.
Wanita tersebut terang-terangan mengatakan menginjak rem dan pedal gas secara berbarengan. Mobilnya dikhabarkan nyelonong sejauh 12 meter ke dalam toko menyebabkan seorang karyawan toko luka-luka dan dibawa ke rumah sakit dan seorang pelanggan yang terluka ringan.
Pastinya ini hanya kecelakaan biasa yang bisa terjadi di mana saja, tidak ada hubungannya dengan urusan diizinkannya wanita Saudi mengemudi.
Siapapun, dimanapun dan  kapanpun kalau mau mengemudi ya harus hati-hati dan tentu saja patuhi semua aturan berlalu-lintas.