Mohon tunggu...
MamikSriSupadmi
MamikSriSupadmi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Anggota Bank Sampah Desa. Anggota Fatayat Muslimat NU Ranting

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Melirik Hasil Panen, Milenial Menjamur Tak Malu Ikut "Tandur"

7 November 2021   08:38 Diperbarui: 7 November 2021   08:47 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Trend anak muda yang tak malu ikut terjun langsung turun ke sawah sebenarnya gejala positif selama musim pandemi melanda negeri tercinta. Apalagi sektor pertanian termasuk yang tidak babak belur menghadapi roda perekonomian negara. Sebagai pelaku penyedia bahan untuk kebutuhan pertanian, terasa betul bahwa sektor usaha yang satu ini termasuk tahan banting dalam berbagai situasi. 

Banyaknya anak muda yang sebelumnya bekerja merantau di bidang pekerjaan proyek dan bangunan dan terkena imbas pandemi covid adalah salah satu faktor juga yang membuat mereka banting setir menggarap lahan pertaniannya sendiri.

Sektor pertanian termasuk bidang usaha yang tidak susah untuk dipelajari karena modal ingin terus belajar dan tekun menggarap lahan pertanian adalah hal mendasar yang harus dipunyai. Apalagi bantuan pemerintah dan pelaku bisnis bahan pendukung banyak memberikan supportnya lewat Kelompok Tani yang berada di tingkat Dusun atau RW masing masing tempat mereka berdomisili. 

Benih jagung dan kedelai beserta obat obat pembasmi gulma, hama dan penyubur bunga serta buah beberapa kali disalurkan lewat kelompok. Lumayanlah untuk mengurangi budget. Misalnya dalam kondisi normal lahan pertanian kita membutuhkan obat anti gulma 3 botol, ada subsidi 1 botol saja berarti kita hanya perlu membeli 2 botol lagi. 

Tentu saja dengan catatan semua penggunaan bahan dalam aturannormal. Saluran menjadi anggota kelompok dalam Mitra Tani, Koperasi Tani dsb akan memudahkan anggota untuk bertukar informasi dan ilmu praktek Pertanian secara langsung. Sebut saja tentang ilmu hara atau kesuburan tanah yang menuntun Petani agar bisa memilih  jenis bibit yang sesuai, genjah atau usia masa tanam dan penggunaan pupuk pendukung yang sesuai baik pupuk subsidi atau non subsidi. Urea, phonska, TS, ZA,  atau palawija super adalah jenis pupuk yang penggunaannya harus sesuai dengan apa yang kita tanam sehingga konsumsinya harus pas menyesuaikan sehingga penggunaan dan hasil diharapkan akan lebih optimal.

Memanfaatkan lahan pertanian juga harus kreatif karena semua bidang tanah harus ditata dan dimanfaatkan semaksimal mungkin. Menanam jagung juga ada pilihan, yang manis atau biasa karena harga jagung manis lebih mahal. 

Sama halnya dengan menanam padi, apakah berumur pendek atau hasil panen berencana akan dijual tebasan, diselep untuk stock sendiri atau sebagian dijual dan sisanya untuk lumbung rumah sendiri adalah faktor yang menjadi pertimbangan utama untuk memilih jenis bibit. Inpari, Ciherrang, Sunggal termasuk jenis bibit padi yang populer. 

Jangan khawatir ketinggalan informasi apabila kanca muda bergabung dalam Kelompok Tani dan toko pendukung penyedia bahan pertanisn sebagai Mitra Tani juga dibekali ilmu dasar tentang Pertanian berkaitan dengan produk yang mereka jual. 

Dalam Kelompok Tani kadang ada juga forum arisan dan koperasi anggota. Tentu semua bertujuan agar semaksimal mungkin kebutuhan anggota bisa terlayani. Mitra Tani juga minimal sekali dalam setahun ada semacam acara anjangsana dan training pembekalan produk. 

Dengan berbekal banyak informasi dan pengetahuan getok tular, kita akan dibimbing untuk memanfaatkan setisp jengkal lahan. Tandur jagung, tandur pari alias padi, dibagian piliran/pinggiran bisa kita modifikasikan dengan menanam kacang panjang, kacang hijau atau aneka sayuran. Setelah lahan sawah, kita pasti akan semangat juga akhirnya untuk menggarap kebon dibelakang rumah atau halaman. Kangkung, sawi, bayam, timun, pare, tomat, terong, lombok semua bisa diuji coba dan berganti ganti atau selang seling setiap musim tanam sehabis panen.  

Pemelihara unggas dan ternak selain memberi makan peliharaan mereka dengan karak dan bekatul terkadang juga merajang sayuran hijau dalam campuran karak bekatul. Dipercaya formula ini akan membuat peliharaan tumbuh sehat dan berdaging alias  berbobot. Jadi kangkung dan sayur mayur tidak melulu dikonsumsi untuk keperluan dapur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun