Mohon tunggu...
MamikSriSupadmi
MamikSriSupadmi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Anggota Bank Sampah Desa. Anggota Fatayat Muslimat NU Ranting

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Waralaba Mie Ayam Usaha Keluarga, Rezeki Tak Terduga

23 September 2021   10:37 Diperbarui: 23 September 2021   10:43 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pecinta kuliner sejati pasti sudah tak asing lagi dengan makanan rakyat yang mengenyangkan, gampang dicari dan harganya terjangkau dikantong ini. Siapa yang tak tergoda dengan hangatnya kuah mie ayam, bakso dan mie kopyok , jenis varian mie kuah lainnya yang tak kalag nikmatnya. Hmmm auto lapar kan membayangkan semangkok mie ayam yang kenyal gurih dan tak putus mienya.

Bulik atau bibi saya dulu kala pernah berjualan mie ayam di stasiun Palmerah , tetapi pulang kekampung lagi karena mengikuti suaminya yang mengurus rumah, sawah ladang warisan orang tua dan kebetulan sesekali ada tambahan pekerjaan sehubungan dengan keahliannya sebagai perencanaan pekerjaan proyek bangunan didesa. Sayang sekali rasanya bakat memasak dan mencari tambahan penghasilan yang dulu pernah dilakoninya tidak dimanfaatkan. 

Bermula dari acara rutin pengajian ibu lingkungan , dimana Bulik menyajikan mie ayam buatannya sebagai hidangan untuk jamaah. Bersyukur karena ibu ibu memang punya bakat promosi dengan kecanggihan berita dari mulut ke mulut. Hehe, yang penting jangan nggosip yang tidak bermutu ya. Dari sinilah pesanan sedikit demi sedikit awal mula rezeki berasal. Promosi dan iklan gratis lewat media berjamaah untuk produk makanan memang selalu efektif karena rasa dan selera pasti jujur dari mulut.

Bulik mulai percaya diri dan kemudian fokus pada komponen apa yang membuat mie ayamnya disukai. Ternyata kekenyalan mie yang dibuat sendiri, bumbu dasar minyak yang harum adalah rahasia utama yang membuat mie ayamnya memikat pelanggan. Bulik tidak pernah membuka warung dilokasi pasar , pinggir jalan raya atau tempat strategis lainnya. 

Berkat arahan dari kerabat yang kebetulan punya usaha catering, Bulik mengembangkan inovasi dengan menerima pesanan mie khusus mie ayam. Mie yang dibuat dengan adonan spesial campuran rahasia ini dan juga keahlian tangan pembuatnya inilah yang ditawarkan pada penjual mie ayam yang hendak membuka usaha baru dan warung mie ayam yang sudah kerepotan untuk membuat mie sendiri karena selain mie aya, biasanya warung tersebut juga menyediakan bakso. 

Ada juga yang lebih lengkap dengan sajiah kuah lainnya yaitu mie kopyok dan soto.. Jadi, untuk apa terlalu repot kalau bisa memesan mie khusus ini yang memang menjadi ciri khas semangkok mie ayam kenyal lezat disajikan untuk pemesan yang singgah.

Usaha sederhana tetapi omsetnya bisa tidak sederhana ini menurut saya punya beberapa faktor yang membuatnya bisa menjadi usaha tahan banting.  Yang pertama, jenis produk makanan sudah pasti populer yaitu mie ayam. Yang kedua membidik pasar penjual makanan tersebut dengan menyediakan bahan utama. 

Artinya membantu kerepotan penjual sehingga waktunya lebih efisien  Yang ketiga ; bisa melayani pembuatan produk dengan kualitas dan rasa yang konsisten dengan harga terjangkau karena ketika membuat produk dalam jumlah banyak, harga bahan baku akan berbeda. Mie bisa diambil sendiri kerumah oleh penjual , dan juga bisa diantar karena sekali jalan bisa mengirim ke beberapa langganan.  Usaha rumahan ini juga terbuka untuk menerima inovasi baru sehingga bisa adaptasi sesuai zaman.

Bersyukur sekali dimasa pandemi ini usaha juga tidak terlalu mengalami penurunan drastis karena mie ayam kan dibungkus, jalur penjualan online beragam dan penjual bisa memodifikasi harga hanya dengan mengurangi porsinya saja. Rasa toh tetap sama ; hangat, kenyal lezat sampai kuah tak bersisa. Anda tergoda?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun