Mohon tunggu...
Muhammad Abdur Rotun N
Muhammad Abdur Rotun N Mohon Tunggu... lainnya -

travel Is My life

Selanjutnya

Tutup

Money

Kiat Sukses Saudagar Muda: Oggy Hargiyanto

6 Mei 2013   13:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:01 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Oggy Hargiyanto melewati masa kecilnya sebagai yatim piatu sejak berusia 4 tahun. Kedua orangtuanya bernama Suyono dan Srihartati meninggal dunia karena sakit keras. Karena itu ia harus hidup mandiri dan melewati hidup yang serba susah sehingga tak jarang meninggalkan waktu bermainnya untuk belajar.
Meskipun jauh dari pendidikan orangtua, pria kelahiran Blora, 25 November 1960 ini dikenal jujur dan disiplin menjalankan tugas. Sifat ini menjadi modal dasar untuk bergaul dengan semua orang. Oggy bergaul dengan siapa saja tapi dengan prinsip masing-masing. “Ada juga teman yang suka berkelahi dan memakai narkoba tapi saya tidak ikut mereka,” paparnya.
Setelah lulus SMA, Oggy memulai karir dengan bekerja di sebuah perusahaan bernama Trikora Loid tahun 1985. Beberapa tahun kemudian ia pindah ke Tirtama hingga tahun 1999. Posisi terakhir yang ia jalani adalah cartering manager di mana ia bertugas dan bertanggung jawab terhadap seluruh kebutuhan dan sewa menyewa kapal.

Oggy selalu berusaha meningkatkan kemampuannya dengan selalu berupaya menambah ilmu, pengalaman dan bergaul dengan atasan. Dengan cara seperti itu ia yakin, jika suatu saat perusahaan butuh manager pada posisi yang lebih tinggi pasti yang ditawari adalah orang dekat atau yang sudah dikenal baik. “Itu yang dinamakan menciptakan kesempatan dalam meraih kesuksesan,” paparnya.
Namun setelah hampir 15 tahun bekerja, Oggy lebih dulu mengalami kejenuhan bekerja karena ketidakjelasan nasibnya di perusahaan. “Ibarat naik kereta saya tahu kapan akan berhenti dan turun di stasiun,” ujar ayah dua anak ini.
Pada tahun 1999 ia pun memutuskan untuk keluar dari perusahaan dan mendirikan usaha sendiri di bidang jasa shipping (transportasi laut). Dengan bendera PT Escorindo Oggy optimis meraih impiannya dengan jiwa wirausaha.
Menurut Oggy, modal pertama untuk memulai usaha hanya sebesar Rp 7 juta yang digunakan untuk menyewa ruang 3 x 3 meter di daerah Tanjung Priok, Jakarta Utara, dan membuka rekening perusahaan. Selebihnya, modal utamanya adalah modal kejujuran, pengalaman dan jaringan kawan,
Dengan bekal kejujuran ini Oggy selalu mencapat kepercayaan dari perusahaan untuk menjalankan bisnis sesuai dengan konsep yang ia bangun. Bahkan, tidak sedikit mitra bisnis dari luar negeri yang senang dan nyaman berbisnis dengannya sehingga semakin menambah keuntungan perusahaannya.
Salah satu contoh, dalam jangka waktu 6 bulan perusahaan digerakkan, Oggy berhasil menggaet kerja sama dengan PT Holcim dengan nilai transaksi per bulan mencapai Rp 3 miliar. Keberhasilan ini membuat Oggy lebih optimis untuk mencari kantor yang lebih besar dengan membeli ruangan di Gedung Mitra Sunter, Jakarta Utara.
Peningkatan usaha juga berbanding lurus dengan jumlah karyawan yang bekerja di perusahaanya. Jika sebelumnya Oggy hanya merekrut tenaga IT untuk membangun sistem komputerisasi, kini ada puluhan bahkan ratusan karyawan yang bergabung bersamanya.
Kalau saat itu Oggy tidak memutuskan keluar dan membuka usaha sendiri, mungkin ia perlu waktu cukup lama untuk meraih posisi direktur atau pimpinan perusahaan. Dengan keputusan yang matang serta didukung kemampuan dan pengalamannya, Oggy berhasil mewujudkan semuanya dalam tempo singkat. “Alhamdulillah dengan modal kejujuran semua yang saya butuhkan terpenuhi,” paparnya.
Membangun Mental Wirausaha
Menurut Oggy, kejujuran adalah faktor penting dalam membangun usaha. Dengan modal itu, ia selalu dimudahkan dalam mendapatkan modal tambahan dan mitra kerja. Faktor lain yang mendorong keberhasilannya adalah kesungguhannya untuk meraih kesuksesan dalam tempo waktu masih muda.
“Untuk memunculkan keberanian berwirausaha resepnya harus berani keluar dari zona nyaman. Penciptaan kondisi ini perlu pemaksaan sehingga apapun akan dilakukan untuk mencari jalan keluar,” ujarnya.
Keberhasilan seorang wirausahawan sering terhambat karena mereka tidak memiliki keberanian untuk keluar dari zona nyaman dan fokus menjalankan bisnis yang dirintisnya.  Contohnya ketika seorang karyawan sudah memiliki bisnis sampingan ia selalu ragu untuk fokus pada bisnisnya padahal peluang untuk meraih keberhasilan sangat besar. Padahal jika sudah memilih berbisnis maka semestinya harus fokus agar jalan untuk mencapai keberhasilannya lebih cepat. “Intinya hidup ini adalah pilihan, dan seseorang akan memilih yang sesuai dengan background dan kekuatannya,” terang Oggy.
Mereka yang mencoba memulai usaha tapi masih memiliki penghasilan lain akan selalu merasa aman ketika bisnisnya tidak berkembang. Padahal, hal itu bisa menjadi ancaman jika tidak segera dicarikan jalan keluar atau justru ragu dengan bidang bisnis yang digeluti dan ada keinginan untuk mencari bisnis yang lain.
Kurang dan tidaknya penghasilan sebenarnya berawal dari diri kita sendiri. Contoh paling gampang ketika kita memiliki hutang besar dengan orang lain, setiap ditagih selalu sembunyi. Sikap seperti ini sebenarnya akan semakin membuat mental lemah dan menyebabkan hutang seakan-akan besar.
Padahal, masalah seperti itu bisa diselesaikan dengan melakukan negoisasi ulang pembayaran hutang sehingga kita bisa tetp nyaman dan fokus bekerja. Dengan kerja keras dan kejujuran seseorang akan berhasil dan bisa menikmati apa yang telah dicapai selagi masih muda.
Bagi pebisnis pemula, ukuran kesuksesan harus diukur dari kecukupan materi yang lebih dari orang lain sehingga melahirkan semangat untuk mewujudkanya. Sesudah itu ukuran kesuksesan yang sesungguhnya adalah ketika kita memiliki perusahaan yang bermanfaat bagi orang lain dan menaungi keluarga mereka.
Pria yang hobi motor Harley ini mengatakan, tak semua orang dapat merasakan kesuksesan di waktu muda sehingga bisa menikmati apa yang diraihnya. Untuk itu, jangan terlambat. Segeralah memulai usaha sejak usia muda sehingga bisa dengan cepat pula menikmati simbil-simbol kesuksesan.
Soal waktu, cara yang paling sederhana adalah bertanya pada diri sendiri, kapan waktu yang paling tepat untuk mulai berwirausaha. Kesiapan itu bergantung kepada mental dan emosional kita. Cara mengukur kemampuan mental misalnya, sejauh mana kita mampu meredam amarahnya ketika melihat kesalahan orang lain. “Kenali diri sendiri baru memulai usaha,” paparnya.
Ketika di perjalanan ada keraguan atas usaha kita jalankan, karena merasa tidak cocok dan lain sebagainya, pasti ada sumber penghasilan lain yang menggangu fokus. “Namun tidak semua orang bisa menyimpulkan hal ini sebagai sinyal dan menangkapnya menjadi peluang untuk memulai usaha dari sekarang,” paparnya.
Prinsipnya, hidup harus disikapi dengan positif agar menjadi kekuatan dan memiliki keinginan untuk terus berkembang. Dengan semangat untuk keluar dari jalur yang sudah ada, modal dan pengembangan akan terbangun dengan sendirinya. Jika sudah ketemu jalur bisnis yang tepat maka tidak menutup kemungkinan untuk membangun usaha lain.
Saat ini, selain mengembangkan PT Escorindo, Oggy juga menjadi presiden komisaris di PT Dewantara Karsa Gemilang. sumber : http://bit.ly/Yp70GV

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun