Mohon tunggu...
Mamat Irawan
Mamat Irawan Mohon Tunggu... Guru - Penikmat bacaan

Lahir di Kuningan, 20-04-1972 kini tinggal di Bogor

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Yang Ditinggal Bapak

17 April 2020   07:55 Diperbarui: 17 April 2020   08:06 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Adikmu yang  kecil itu memanggil  nama bapakmu

Mencairkan suasana penuh haru

Dalam kerumunan orang bersarung itu

Sosok anak yang sangat lugu

 

Kumandang tahlil semakin syahdu

Untaian dzikir  di malam beku

Penuh harap di malam kelabu

Duka nestapa meratap pilu

Jangan berkeluh nak,  karena Bapakmu!

Sudah saatnya dipanggil yang Maha Tahu

Sudahlah sudah biar berlalu

Songsonglah  hari esok dengan asamu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun