Mohon tunggu...
Maman A Rahman
Maman A Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis tinggal di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pengelolaan Keuangan Keluarga yang Ideal seperti Apa ya?

18 April 2011   07:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:41 2095
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika Anda sudah berkeluarga atau akan berkeluarga, sebaiknya tahu cara pengeloaan keuangan dalam keluarga. Memang, setiap keluarga mempunyai cara pengelolaan keuangan masing-masing. Satu sama lain seringkali berbeda. Hal itu mungkin sangat dipengaruhi oleh model penghasilkan keluarga atau kesepakatan pasangan tersebut. Namun demikian, mengetahui model pengelolaan keuangan keluarga orang lain akan sangat bermanfaat.

Dari hasil pengamatanku selama ini, ada beberapa cara pasangan keluarga dalam mengelola keuangannya. Pertama, pengaturan keuangan di pegang sepenuhnya oleh suami. Istri hanya menerima sejumlah uang untuk kebutuhan rumah tangganya, seperti untuk kebutuhan dapur, kebutuhan anak, kebutuhan rumah, bayar, listrik, telpon , PAM dsb. Model pengelolaan keuangan seperti ini biasanya dipakai oleh keluarga yang pengahasilan keuangannya hanya dari suami saja. Pada model seperti ini, terkadang istri tidak tahu seberapa besar sesunggunya penghasilan suami dan seringkali suami tidak mau tahu kebutuhan rumah tangga. Cukup tidak cukup ya harus cukup, istri pandai-pandai mengaturnya. Pada model pengelolaan keuangan seperti ini sangat rentan terjadinya penyelewengan oleh pihak suami.

Kedua, model pengelolaan keuangan semua penghasilan diserahkan kepada istri. Seberapa pun penghasilan yang diperoleh suami diserahkan kepada istri semuanya. Pada model pengeloaan seperti ini, biasanya suami tidak mempunyai penghasilan tetap. Istri akan menerima seberapa pun hasil yang diperoleh suami. Kelebihan model ini, ada keterbukaan. Jika suami memperoleh penghasilan banyak, istri akan senang. Ketika suami mendapat penghasilan sedikit, istri pun akan memakluminya. Model pengelolaan keuangan seperti ini biasanya dilakukan oleh keluarga yang mempunyai penghasilan hanya dari suami.

Ketiga, model pengelolaan keuangan patungan. Suami dan istri share pembiayaan kebutuhan rumah tangga. Misalnya, untuk kebutuhan makan dan kebutuhan anak, suami yang tanggung. Sementara untuk kebutuhan pembayaran berbagai hal, sperti listrik, telpon, PAM dll, istri yang menanggung. Pada model seperti ini, masing-masing memegang keuangan sendiri-sendiri dan biasanya punya rekening sendiri-sendiri pula. Model ini biasanya terjadi pada keluarga yang mempunyai penghasilan dari kedua belah pihak, suami istri.

Keempat, pengelolaan keuangan keluarga model Bank. Semua penghasilan keluarga di kumpulan pada satu orang, hasil kesepakatan bersama. Kemudian menentukan bersama-sema kebutuhan setiap bulannya, termasuk kebutuhan untuk suami istri tersebut. Siapa pun tidak berhak mengeluarkan uang tersebut tanpa ada kesepakatan kedua belah pihak. Biasanya model pengelolaan keuangan seperti ini dilakukan oleh pasangan yang mempunyai penghasilan masing-masing. Namun demikian, model pengelolaan seperti itu dilakukan oleh pasangan yang mempunyai penghasilan dari satu orang saja, baik istri maupun perempuan.

Kemampuan pengeloaan keuangan dalam keluarga sangat menunjang keberlangsungan sebuah keluarga. Tidak sedikit keluarga yang berantakan karena kesalahan dalam pengelolaan keuangan. Tidak sedikit pula terjadi Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang menimpa istri karena ia tidak mempunyai akses ekonomi. Banyak juga kasus perselingkuhan terjadi, karena faktor akses terhadap keuangan yang cukup besar yang dimiliki suami atau istri.

Jawaban atas pertanyaan judul di atas sesungguhnyan sangat tergantung kondisi keluarga masing-masing dan akan lebih nikmat jika pengaturan keuangan atas kesepakatan bersama. Wassalam.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun