Mohon tunggu...
Maman A Rahman
Maman A Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis tinggal di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perempuan Tua Pengundang Roh

12 Oktober 2018   15:52 Diperbarui: 13 Oktober 2018   12:36 901
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Foto:riauexpress.com)

"Mana lagi?"

"Sudah habis Mbah." Sambil tetap memegangi tangan Mak Arsih.

"Kalau boleh tahu. Mbah ini siapa dan mau apa ada di sini?" Kata si lelaki itu mengulang pertanyaannya  yang belum dijawab.

"hemm...saya adalah penghuni pohon besar di dekat kuburan itu." Jarinya sambil menunjuk entah kemana. Tidak jelas.

"Mengapa sekarang ada di sini?"

"Tidur saya terganggu oleh anak kecil ini. Kepala saya dikencingi. Bau jengkol lagi." Kata si Mbah menjelaskan alasannya ada di tubuh anak kecil itu.

"Oh begitu. Ma'afkan anak saya Mbah kencing sembarangan."

"kasih tahu anak itu kalau kencing jangan sembarangan." Kata si Mbah mulai pelan bicaranya.

"Mbah...sekarang sudah jelas masalahnya. Silakan Mbah pulanglah ke rumah Mbah."

"hemmm.... gak mau!"

"Lho!...kenapa Mbah?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun