Mohon tunggu...
Maman A Rahman
Maman A Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis tinggal di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Genshai

1 September 2018   04:00 Diperbarui: 1 September 2018   04:14 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kata ini asing bagiku,
Belum pernah ada yg memberitahu,
Dari guru agung atau buku-buku,
Sampai aspire datang menemuiku.

Begitu agung makna yg dikandung,
Sampai cinta tak terbendung,
Ingin menggali hingga sampai ujung,
Agar tak ada lagi tanya menggelantung.

Jika ada orang memberi nasi,
Itu namanya kebaikan hati,
Jika memberinya menyakitkan hati,
Itu bukan genshai sejati.

Kepada teman dan kerabat,
Selalu perhatian dan hormat,
Tak membedakan derajat,
Apalagi merendahkan martabat.

Menjadi genshai sejati,
Memandang manusia makhluk ilahi,
Tidak merendahkan harga diri,
Kepada sesama ciptaan robbul izzati.

Jika memandang diri berharga,
Kepada yang lain pun tak menghina,
Bagaikan emas bukan tembaga,
Menghormati sesama berlaku mulia.

1 Juli 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun