Mohon tunggu...
Maman A Rahman
Maman A Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis tinggal di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rinduku

26 Agustus 2018   08:01 Diperbarui: 26 Agustus 2018   08:15 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku menantimu di ujung malam
aku berharap sepi bersamamu
aku ingin bercumbu dan memelukmu
melampiaskan hasrat tertahan
menumpahkan rinduku yang tak beradu.

Aku menantimu di ujung malam
merayu hening bersamu
melembutkan rasa, menghaluskan jiwa
agar aku mampu merasakan
jerit tangis  anak-anak kelaparan
rintih pedih  desah para pekerja seks
agar aku mampu mendengar
jerit histeris penderitaan
agar aku mampu mengendus
bisik licik tikus-tikus prengus.

Aku merindukanmu wahai malam
bukan karena kau punya rembulan
yang menerangi hatiku
bukan karena kau berhias bintang-bintang indah
yang membuatku berpaling
bukan karena kau punya nyanyian jangkrik.  

aku mematikan detik waktuku
untuk sepi yang setia bersamamu
karena malam tanpa sepi disampingmu
bagai purnama gerimis.

Condet, 26 Agustus 2018    
 
 
 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun