Mohon tunggu...
Salim Ilham
Salim Ilham Mohon Tunggu... Editor - Fans garis keras As Roma

Hiduplah sesantai mungkin sampai kamu lupa tugas dan kewajibanmu.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

100 Hari Kanjuruhan, Momentum Berbenah

8 Januari 2023   12:29 Diperbarui: 8 Januari 2023   12:41 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: antaranews.com

"History repeats itself, first as tragedy, second as farce", Karl Marx  

Tragedi Kanjuruhan adalah tragedi kita semua. Tragedi sepak bola kita. Tragedi kemanusiaan. Sebab itu, pertama-tama, gelaran do'a bersama di beberapa titik yang jatuh pada 8 Januari ini adalah bagian dari upaya mengenang tragedi itu dengan harapan supaya tragedi-tragedi kelam seperti itu tidak terulang kembali. Kita tak ingin melakukan dua kesalahan yang sama secara berulang-ulang. Itulah hal penting dari penyelenggaraan acara ini.

Kedua, momentum ini seharusnya menjadikan kita semua semakin sadar bahwa sepak bola kita tidak baik-baik saja. Suporter kita mesti menginsyafi fanatisme buta di dalam dukung-mendukung klub-klub masing-masing. Sepak bola kita mestinya soal rivalitas yang berlangsung 90 menit. 

Berlangsung di atas rumput hijau saja. Di luar itu, persaudaraan dan solidaritas suporter mesti dikedepankan. Sebab bila kita sesama suporter masih terus terjebak pada cara mendukung yang fanatik buta, mengabadikan hasrat permusuhan di antara sesama suporter, antar klub, maka tragedi ini tak akan banyak memberikan pelajaran apa-apa.

Pembenahan Total PSSI

Upaya mendorong suporter agar menjadi lebih baik bukanlah suatu hal yang terpisah dengan agenda pembenahan total PSSI. Sebab suporter sepak bola adalah bagian dari sepak bola itu sendiri. 

Paradigma ini mesti ditanamkan dalam kesadaran para jajaran PSSI. Jika jajaran PSSI kita masih belum meletakkan ini sebagai cara pandang baru, maka revolusi PSSI berarti perombakan total jajaran PSSI yang ada saat ini. Ini bukan semata-mata pandangan yang politis, tapi ini menyimpan solusi penting bagi kemajuan sepak bola Indonesia.

Pertama, suporter sepak bola selama ini tidak bisa direduksi sekedar sebagai 'penonton' saja. Mereka bukan hanya pelengkap pemeriah belaka. Melainkan mereka adalah bagian dari sepak bola itu sendiri. Apa yang mesti dilakukan dengan cara pandang ini? Yakni keamanan dan kenyamanan suporter mesti dikedepankan. Stadion-stadion yang aman dan mekanisme pengamanan adalah untuk menghadirkan kebaikan bagi penonton atau suporter.

Apakah PSSI sejauh ini sudah melangkah secara progresif untuk mengayomi suporter atau penonton? Sudahkan mereka diletakkan sebagai bagian dari sepak bola kita. Berkaca pada berbagai peristiwa, kita belum melihat keseriusan PSSI ke arah itu. 

Suporter sepak bola kita masih diletakkan sebagai penonton belaka, pelengkap pemeriah saja. Buktinya, kita tak pernah berbenah untuk mengatasi masalah yang muncul dalam suporter sepak bola kita. Semoga pasca tragedi ini, ada upaya serius?

Kedua, wujud nyata meletakkan suporter sepak bola kita sebagai bagian yang signifikan dari agenda sepak bola kita adalah adanya komite PSSI yang khusus mengatur para suporter, manajemen suporter, bahkan kalau perlu melakukan apa yang sudah dilakukan oleh konfederasi Inggris dalam mengatasi masalah yang berasal dari suporter hooligans di sana.

Persoalan ini nampaknya juga belum seserius itu dilakukan oleh PSSI. Sehingga kita berharap agar pasca tragedi ini, mengayomi suporter menjadi salah satu upaya prioritas. Para suporter baik klub dan nasional harus dapat dikendalikan, diatur dengan baik. Ada upaya pembinaan suporter secara nasional melalui pentolan-pentolan suporter. Revolusi PSSI harus juga menjurus pada revolusi pembenahan di tingkat suporter sepak bola nasional.

Mau (dan Mampu)-kah PSSI Membenahi Suporter?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Video Pilihan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun