Mohon tunggu...
MomAbel
MomAbel Mohon Tunggu... Apoteker - Mom of 2

Belajar menulis untuk berbagi... #wisatakeluarga ✉ ririn.lantang21@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pengalaman Pertama Kali Punya ART

21 November 2021   14:02 Diperbarui: 21 November 2021   19:49 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membicarakan kisah tentang ART itu tak ada habisnya. Pernah nimbrung obrolan ibu-ibu? Hmmm... ART adalah salah satu topik yang selalu menarik untuk dibahas dan pasti seru!

Berbagai rupa kisah ART, dari yang baik, bermasalah, lucu, konyol, hingga yang jahat, semua ada. Bahkan yang tak pernah terpikirkan. 

Pernah dengar cerita ART masak nasi di penanak nasi listrik dengan menambahkan nasi sisa sebelumnya? Hihihi...

Kalau saya melihat aneka drama ART, sebenarnya inilah gambaran kita juga sebagai manusia yang beragam sifat dan karakter. Manusia yang punya kelebihan dan juga kekurangan. Tak ada yang sempurna.

Pengalaman pertama dengan ART

Sebelum menikah, saya hanya tahu sedikit tentang ART. Paling ART di tempat kost atau mendengar dari cerita teman saja. Karenanya, setelah menikah baru bolak-balik berucap, "Ohh...." 

Akhirnya saya bisa merasakan betapa pusing menyoal ART. ART pertama saya pun di salah satu negara di Afrika. Seru!

Pertama soal bahasa, bahasa Inggris saya parah ditambah mereka berbahasa Inggris dengan aksen yang menurut saya aneh. 

Awalnya bukan bingung lagi, tapi saya pusing. Misalnya saja ketika meminta tolong untuk membeli Aqua. 

Saya bilang "water", mereka tidak tahu. Ternyata harus bilang "wotta" tanpa "r". Hal yang sama ketika mereka bilang "I need spanna,". Saya tidak paham, eh ternyata spanner alias kunci inggris.

Untung saya masih bisa menjelaskan dengan cara menunjukkan barangnya atau dengan memberi contoh cara mengerjakannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun