"Mama, kita main hotel-hotelan ya?" Kata si bungsu (4 tahun) kepada saya. Padahal baru masuk rumah usai sekolah tatap muka terbatas.
Duh, rasanya ingin menolak karena banyak pekerjaan rumah tangga menunggu. Namun, apadaya si bungsu ngotot mengajak main "hotel-hotelan".
Dari kejadian tersebut, saya akhirnya menyadari bahwa memang inilah fase si bungsu yang lagi menyukai pretend play atau permainan pura-pura.
Beberapa minggu lalu, saya dan kakaknya harus "menurut" menjadi penonton puppet show-nya.Â
Tak lama beberapa hari setelah itu, kami semua termasuk papanya harus menjadi "pasien"nya dan pura-pura sakit. Si bungsu berpura-pura menjadi dokter.
Pretend play adalah momen tumbuh-kembang yang akan dialami oleh semua anak. Pokoknya sayang jika harus melewatkan momen lucu dan mengesankan ini.
Akan tetapi, apakah pretend play hanya sebatas momen lucu yang menghibur? Hmmm... ternyata tidak loh.Â
Permainan pura-pura ini banyak manfaatnya. Karenanya, orangtua sebaiknya mendukung dan ikut terlibat dalam pretend play anaknya.
Berikut manfaat pretend play pada balita:
1. Meningkatkan kemampuan bahasa
Pada saat pretend play, anak akan mengeksplorasi karakter yang ia perankan. Pastinya di sini akan menggunakan bahasa dalam berkomunikasi. Tak menutup kemungkinan akan ada kosakata baru yang membuat kita terkejut.