Dengan lunglai pak Gong mencoba bangun. Bu Gong dengan sigap meletakkan termometer pada ketiak pak Gong.
Setelah itu menyodorkan teh manis hangat dan menyuapkan roti. "Ayo makan dan minum dulu biar ada isi perutnya, "
Pak Gong yang lemah pun bangun. Bu Gong menyuapkan roti. Sesudahnya pak Gong minum teh hangat.
"Ini memang kubuat manis tehnya. Supaya ada kekuatan. Tapi ingat ya, Pak.. hari biasa tidak boleh minum manis!" kata bu Gong disambut dengusan pak Gong.
Pak Gong memejam mata dan ingin tidur. Tiba-tiba bu Gong tanya sesuatu.
"Tadi catering di kantor apa?"
Pak Gong pura-pura tidur. Tapi Bu Gong tidak menyerah untuk terus bertanya. "Tadi ada menu udang? Atau jangan-jangan sayur bersantan yang basi? atau terlalu pedas?"
Pak Gong menutup telinganya. Bu Gong malah membukanya. "Jawab dulu dong, pak? Bisa jadi karena makanan loh, "
"Sudah bu... kepalaku tambah pusing! Mau pecah rasanya!"
"Ya sudah. Sini kupijit... "
Pak Gong senang dipijit kepalanya.
"Enak kan, sudah mulai berkurang?"