Bila saja saat itu dia bertemu cowok yang baru, mungkin cewek bisa kembali jatuh cinta. Namun, belum tentu dia mau langsung ditembak menjadi pacar.
Biasanya cewek masih terkenang dengan mantan. Tapi untuk kembali tak mungkin. Pun dengan yang baru, masih ragu. HTS menjadi jalan tengah untuk tidak saling menyakiti.
Kalau dalam perjalanan HTS, pihak cewek bisa move on mungkin akan berganti status. Tapi jika tidak, kemungkinan besar hubungan berjalan tanpa status.
5. Belum siap berkomitmen
Status tak jarang memberi konsekuensi tersendiri. Karena konsekuensi inilah maka seseorang memilih untuk HTS.
Alya (nama samaran) memilih menjalani HTS dengan Brandon (nama samaran) karena tak mau didesak-desak untuk segera menikah. Di depan orangtuanya dan orangtua Brandon, Alya berkilah hanya berteman saja.
Alya tahu jika jadian dengan Brandon, pasti mereka akan disuruh menikah cepat-cepat karena keduanya sudah mapan dan cukup umur. Alya belum siap untuk berkomitmen dan menikah. Dia ingin mengejar karir dulu.
Cerita Alya dan Brandon banyak terjadi. Banyak orangtua bawel supaya anak cepat menikah. Padahal menikah itu sekali seumur hidup. Untuk apa dilakukan karena desakan umur atau tuntutan sosial?
Ini pun terjadi pada saya dengan mantan terakhir (cieee...). Baru kenal sebentar, doi mengenalkan saya pada keluarganya. Saya tahu itu adalah bentuk keseriusan atas hubungan.
Tapi apa jadinya, begitu dikenalkan dengan ibunya, saya langsung dicecar banyak pertanyaan seolah sudah siap menikah dengan anaknya. Di satu sisi, saya senang karena beliau sreg dengan saya. Namun di sisi lain, aduh pusing!
Si doi pun langsung meminta maaf dan harap maklum karena ibunya sudah tua. Setelah itu tetap saja bawel selalu tanya kapan saya membawa anaknya ke keluarga saya. Pokokmen angel wes angel!