Mohon tunggu...
MomAbel
MomAbel Mohon Tunggu... Apoteker - Mom of 2

Belajar menulis untuk berbagi... #wisatakeluarga ✉ ririn.lantang21@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Sekolah Online dan Harapan di Tengah Pandemi

9 Juni 2021   06:00 Diperbarui: 9 Juni 2021   08:17 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Belajar Online (Pexels/Julia M Cameron)

Pupus sudah harapan. Sekolah online untuk kelompok bermain? Mungkinkah bisa? Anak umur 3 tahun bisakah mengikuti? Mungkinkah si bungsu mau mengikuti? Berbagai pertanyaan berseliweran di pikiran yang makin memburam.

Sekolah online adalah hal baru di mana tak ada gambaran sama sekali akan seperti apa. Dilema sekali rasanya, antara mundur untuk tidak sekolah dulu atau tetap maju mencoba sekolah online ini.

Sebuah keputusan yang tidak mudah. Seringkali rasa sedih dan putus asa datang. Harusnya menunda sekolah si bungsu? Jika tak sekolah, dia pun tak bisa bebas ke mana-mana untuk bersosialisasi.

Tak Ada yang Mustahil Bagi Tuhan

Pada akhirnya, saya dan suami memutuskan bahwa life must go on. Sesuatu jika tidak dicoba, kita tak akan tahu seperti apa.

Meskipun penuh keraguan dan segala rasa campur-aduk, si bungsu sekolah online. Saya pernah membagikan ceritanya di sini.

Video itu saya buat untuk kenangan dan juga menyemangati diri saya untuk mendampingi si bungsu. Di situ ada saya tulis, "Everything is possible with God". Sesuatu yang bukan kebetulan, tapi satu kalimat yang saya imani dengan penuh pengharapan pada waktu itu.

Di mata manusia, pandemi ini luar biasa mengubah dan mengacaukan banyak hal. Tapi iman selalu mengajarkan saya untuk selalu berpengharapan. Saya yakin meskipun sekolah di masa pandemi, Tuhan tahu kesulitan saya dan memampukan saya.

Suatu usaha pasti akan membuahkan hasil. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Semuanya mungkin. Semuanya ada harapan. Sekecil apapun pasti ada harapan. Harapan saya sederhana, yaitu si bungsu bisa lancar berbicara, bukan cuma yes or no atau tarik-tarik tangan saja.

Setahun sudah dia menjalani sekolah online di jenjang Kindergarten 1 (K-1) atau kelompok bermain. Sungguh saya terpesona dengan kebaikan dan kemurahan Tuhan lewat sekolah dan gurunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun