Mohon tunggu...
MomAbel
MomAbel Mohon Tunggu... Apoteker - Mom of 2

Belajar menulis untuk berbagi... #wisatakeluarga ✉ ririn.lantang21@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Sekolah Online dan Harapan di Tengah Pandemi

9 Juni 2021   06:00 Diperbarui: 9 Juni 2021   08:17 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Belajar Online (Pexels/Julia M Cameron)

Hmmm... jika mengingatnya, saya dan suami selalu mengatakan, "Kamu ini bikin deg-degan saja!"

Terlambat Bicara

Masalah jalan teratasi, PR saya masih ada lagi, yaitu si bungsu belum bicara! Jika mengingat ini saya sangat sedih dan masih terasa betapa saya stres sekali waktu itu.

Banyak yang bilang anak laki-laki akan lambat bicaranya dibanding dengan anak perempuan. Namun, lagi-lagi naluri seorang ibu tak bisa dibohongi.

Si bungsu belum juga memanggil "mama" atau "papa". Saya berusaha sabar. Akan tetapi, rasa cemas juga menghantui. Lagi-lagi apa yang salah ya? Di rumah saya ajarkan mengeja per suku kata. Saya juga rajin ajak bicara.

Pokoknya pening, saya tidak tahu harus bagaimana. Ketika saya lakukan stimulasi, dia terlihat paham tapi tidak juga menirukan. 

Dia juga paham jika saya minta ini dan itu. Tiap kali meminta sesuatu hanya menarik tangan saya menuju ke yang dia mau.

Saya selalu perhatikan detil dari bayi, rasanya tak ada yang aneh. Dia dari bayi sudah bisa berkomunikasi dengan "cara dan bahasa"-nya. Begitu juga tatap matanya. Untuk masalah ini, saya sangat jeli dan tak mungkin terlewat. Lalu, apa yang salah?

Sekitar umur 20 bulan, saya bawa ke dokter anak spesialis tumbuh kembang. Dari konsultasi, saya tidak puas mengenai dugaan penyebabnya. 

Bayangkan, saya malah dikasih target untuk melatih 20 kata dalam sebulan. Cara yang diberikan pun sudah saya lakukan sebelumnya.

Pulang dari dokter, rasanya saya ingin menangis saja. Saya sedih, tapi saya berusaha semangat untuk diri saya. It is my life! I will fight till the end...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun