Mohon tunggu...
MomAbel
MomAbel Mohon Tunggu... Apoteker - Mom of 2

Belajar menulis untuk berbagi... #wisatakeluarga ✉ ririn.lantang21@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Glamping Keluarga, Waktu yang Indah Bercengkerama dengan Alam

19 Februari 2021   06:30 Diperbarui: 19 Februari 2021   10:08 1008
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sore hari di samping tenda glamping (Foto : Koleksi pribadi)

Restoran Purbasari. Makan di tepi danau dengan hidangan khas Sunda (Foto : koleksi pribadi)
Restoran Purbasari. Makan di tepi danau dengan hidangan khas Sunda (Foto : koleksi pribadi)
Sembari menunggu pesanan, kami bermain di dermaga kecil di depan saung. Acara memberi makan ikan pun seolah sangat berarti buat anak-anak yang "kurang piknik" ini. Kami sempat juga menaiki perahu mengelilingi danau.
Menikmati kebersamaan sebelum santap siang (Foto : koleksi pribadi)
Menikmati kebersamaan sebelum santap siang (Foto : koleksi pribadi)
Glamping Keluarga

Selain waktu yang tepat, saya juga memilih jenis iburan yang lebih aman dan nyaman di masa pandemi yaitu glamping (glamor camping). Tema camping atau berkemah tentu disukai anak-anak. 

Aktivitas outdoor langsung di alam pastinya sangat dirindukan selama pandemi. Selain itu dengan glamping, keluarga tidak perlu repot memikirkan banyak printilan. Bisa dibilang glamping adalah cara camping yang praktis.

Dari restoran, kami diantar dengan mobil golf. Tempat glamping ada di area atas. Mobil golf pun bergoyang dan gradak-gruduk ketika jalan menanjak. 

"Ini lebih asyik, Ma daripada di depan laptop!" kata si Sulung. Ya ampun, segitunya dia menikmati liburan waktu itu. Bagaimanapun harus diakui bahwa ada kejenuhan saat belajar daring selama pandemi.

Setelah sampai, anak-anak berebut masuk ke tenda. Si sulung langsung masuk di sleeping bag yang ada. Si bungsu tidur di kasur dan menarik selimut. Mereka langsung pura-pura tidur.

Anak-anak pura-pura tidur dengan sleeping bag (Foto : koleksi pribadi)
Anak-anak pura-pura tidur dengan sleeping bag (Foto : koleksi pribadi)
Glamping disini memang benar-benar menggunakan tenda, kasur tipis, sleeping bag, lampu kecil, dan tidak ada TV. Dari beberapa glamping yang kami coba, glamping Dusun Bambu yang lebih mendekati camping.

Area glamping ini luas. Kamar mandi terpisah dan dilengkapi dengan air panas (namanya juga glamping hehe). Ada balkon untuk berkumpul, ada area api unggun, dan juga untuk barbeque. Anak-anak sangat menikmati.

Menikmati kebersamaan (Foto : koleksi pribadi)
Menikmati kebersamaan (Foto : koleksi pribadi)
Bercengkerama dengan Keluarga

Sore hari kami mandi dan masuk ke tenda. Sebelum itu kami berkumpul dan duduk-duduk di meja luar. Si bungsu makan wafer dan kami makan pisang. Begitu kami keluar tenda, seekor monyet sedang asyik menyantap makanan di meja. Waduh, kami lupa menyimpan sisa wafer dan pisang. Makanan ini mengundang monyet datang.

Tapi tak apa, saya malah senang anak-anak bisa melihat monyet langsung di alam. Sore itu kami juga melihat seekor tupai yang melompat di antara pohon-pohon pinus yang menjulang.

Monyet yang datang karena melihat makanan di meja. Melihat ini, anak-anak cukup terhibur. (Foto : koleksi pribadi)
Monyet yang datang karena melihat makanan di meja. Melihat ini, anak-anak cukup terhibur. (Foto : koleksi pribadi)
Area glamping berpintu dan sekelilingnya dibatasi dengan tanaman pucuk merah dan bambu yang cukup tinggi. Karenanya, glamping terasa lebih private. Tak ada orang yang hilir-mudik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun