Mohon tunggu...
MomAbel
MomAbel Mohon Tunggu... Apoteker - Mom of 2

Belajar menulis untuk berbagi... #wisatakeluarga ✉ ririn.lantang21@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Vandalisme yang Merusak Kecantikan Fort Rotterdam

29 Juni 2018   06:00 Diperbarui: 29 Juni 2018   16:41 2771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tembok di bastion Bone yang penuh coretan (Dok. Pribadi)

Tiga kali ke Makassar, akhirnya saya kesampaian mengunjungi benteng bersejarah yang terkenal ini, yakni Fort Rotterdam. Saya pikir bagus juga untuk edukasi anak karena ada museum juga, yaitu museum La Galigo.

Siang waktu itu terik sekali. Begitu memasuki parkiran, saya tahu hari ini tak banyak pengunjung. Tak banyak mobil dan motor yang terpakir. Saya pun segera menuju ke depan benteng untuk berfoto dulu sebelum masuk. Rasanya kurang lengkap tanpa mandatory picture di depan tulisan "Fort Rotterdam" yang berwarna merah.

Berhubung masih banyak yang mengambil foto disitu, saya pun menunggu sambil melihat sekeliling. Dan seketika itu juga saya terbengong-bengong melihat jejak tulisan beraneka ragam di badan huruf-huruf berwarna merah itu. Duh, segitunya ya harus meninggakkan jejak disitu? Rasanya langsung berubah mood melihat vandalisme di tempat terdepan benteng. Suguhan pemandangan yang membuat mengelus dada.

Contoh jejak vandalisme (Dok. Pribadi)
Contoh jejak vandalisme (Dok. Pribadi)
Saya pun cuma membatin saja: sudahlah, bukannya di mana-mana tempat wisata kita tak luput dari sampah dan vandalisme? Saya pun kembali melangkah memasuki Fort Rotterdam untuk melihat bagian dalam benteng.

Gratis, Kenapa Malah Dirusak?

Tak ada tiket masuk yang harus dibayar ketika masuk. Sampai di dalam benteng, terlihat jajaran bangunan tua yang bernaung di langit biru Makassar. Halaman gedung luas dengan rumput hijau yang terawat. Hmmm... asyik juga!

Si kecil yang masih belajar jalan pun dengan riang bermain di rerumputan bersama papanya. Saya dan si sulung berbelok ke kiri dan menaiki benteng. Dan lagi-lagi, saya menemukan jejak vandalisme. Ckckck.... sudah gratis kok malah dicoret-coret?

Tembok di bastion Bone yang penuh coretan (Dok. Pribadi)
Tembok di bastion Bone yang penuh coretan (Dok. Pribadi)
Museum La Galigo

Okelah daripada nggak mood, saya tidak mau berlama-lama disana. Kami lanjut menuju ke museum La Galigo yang ada di sayap bangunan sebelah kiri. Untuk mengunjungi museum dikenakan tiket masuk sebesar Rp 5000 alias "goceng" untuk dewasa dan Rp 3000 untuk anak-anak. Murah kan?

Museum Lagaligo (Dok. Pribadi)
Museum Lagaligo (Dok. Pribadi)
Museum bersih dan rapi. Koleksi tertata apik dan informatif. Museum ini dibagi menjadi 2 kawasan. Jika dari pintu masuk, museum yang satu berada di gedung sebelah kiri dan satunya lagi di gedung sebelah kanan. Keduanya terpisah cukup jauh dan berbeda bangunan. Dengan  tiket masuk goceng tadi, kita bisa mengunjungi keduanya. Cukup tunjukkan tiket saja ke petugas. Murah sekali kan?

Museum La Galigo ini banyak bercerita dengan koleksinya tentang Sulawesi Selatan. Jika ingin lebih tahu sejarah, geografi, penduduk, sosial, dan budaya yang ada di Sulawesi Selatan maka museum ini tempat yang tepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun