Mohon tunggu...
Malinda Sari Sembiring
Malinda Sari Sembiring Mohon Tunggu... Dosen - Nothing is impossible because anything is possible if you believe

Sociopreneur for @sangerlearning| Fulltime Learner- Accounting Lecturer| Ig/twitter @mssembiring_

Selanjutnya

Tutup

Money

Berwirausaha Sejak Muda

7 September 2015   10:28 Diperbarui: 19 September 2018   15:28 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Belajarlah dengan giat dan dapatkan nilai yang baik. Kelak masuklah ke universitas bergengsi, lulus dengan IPK tinggi dan dapatkan pekerjaan mumpuni.” Mungkin pesan ini sering disampaikan orang tua kita di rumah. Apalagi dengan begitu banyaknya pengangguran saat ini. Lantas, yakinkah kita bahwa pendidikan cukup membantu dalam menghadapi dunia nyata?

Percaya atau tidak, kebanyakan orang-orang kaya yang namanya sering dilansir oleh majalah sekelas Forbes mendapatkan kekayaannya bukan dari pendidikan mereka. Lihat saja Oprah Winfrey dan Donald Trump. Bahkan seorang Bill Gates yang menghasilkan software yang saat ini kita gunakan dalam komputer, laptop, smartphone, dan tablet merupakan mahasiswa putus kuliah dari Universitas Harvard. Namun, kegagalan di dunia pendidikan tak tercermin pada kehidupannya di dunia nyata, lihatlah Bill Gates saat ini yang merupakan orang terkaya di dunia.

Dunia nyata saat ini bukan lagi sekedar bagaimana berlomba-lomba mendapat pekerjaan. Apalagi dengan tingkat pengangguran berijazah di Indonesia yang kian meningkat, mestinya jadi peringatan untuk kita bisa mencari solusi nyata selain menambah beban pemerintah dengan menjadi pencari kerja. Untuk itu, tak ada salahnya bagi kita untuk mulai merambah dunia wirausaha. Seperti keputusan yang diambil Bill Gates maupun pendiri jejaring social Facebook Mark Zuckerberg, pilihan menjadi pebisnis sesungguhnya bukan pekerjaan orang tua saja. Remaja pun harusnya telah memulai lebih dini. Bill dan Mark telah membuktikan pada dunia.

Namun, bagi kita yang masih bergantung pada saku orang tua mungkin akan berpikir seribu kali untuk merintis usaha sendiri. Sebagai pemula, usaha yang dilakukan tak melulu harus berbiaya besar. Ada banyak usaha-usaha kecil yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan jiwa wirausaha, misalnya berjualan pulsa, atau menjualkan barang milik pedagang lain dengan komisi tertentu. 

Wirausaha memang bukan sekedar berdagang dan mendapatkan keuntungan dari selisih harga jual dengan harga beli, tapi kita bisa memulai dari hal yang sederhana ini, yaitu berdagang. Kemampuan kita dalam menciptakan ide kreatif dan inovatif pun akan terasah dengan sendirinya, usaha yang bermula dari jual beli barang, bisa berkembang lebih besar bahkan jika perlu, kita mampu mengembangkan sayap hingga tercipta Perusahaan Multinasional di berbagai negara dunia.

Tentu menarik bukan? Namun sebelum jauh hingga menciptakan perusahaan multinasional milik Indonesia, wirausaha sejak remaja akan membentuk pribadi kita jadi lebih matang dalam hal berpikir, bertindak, memecahkan masalah, dan menangani resiko.

Kegiatan wirausaha yang dimulai dengan berjualan atau berpartisipasi dalam kegiatan bazaar kampus akan mendorong kita untuk selalu berusaha lebih dalam mendapatkan sesuatu. Semua yang ingin didapatkan membutuhkan pengorbanan. Kreativitas pun akan terasah secara terus-menerus. Ketika kita mulai berwirausaha tentu kita tak dapat terpaku pada satu ide. Demi mengembangkan usaha, kita perlu untuk terus berinovasi sehingga mampu menghadapi pesaing dan memenangkan pasar. Lebih jauh lagi, belajar berwirausaha membuat kita akan lebih bijak dalam menggunakan uang. Ketika kita tahu bagaimana mendapatkan uang, maka kita akan lebih menghargai uang itu sendiri.

Lantas, masih tidak ingin menjadi wirausahawan? Seorang Jean Jacques Rousseau pernah berkata, “Manusia dilahirkan dalam keadaan bebas, tapi di mana-mana ia terbelenggu. Yang satu mengira dirinya majikan yang lain, tetapi tetap menjadi budak yang lebih terikat daripada mereka.” Dari pernyataan Rousseau ini, kita bisa melihat bahwa pekerja, setinggi apa pun jabatannya dalam suatu perusahaan, pada akhirnya hanyalah budak dari pemilik perusahaan.

Selain baik bagi kita remaja Indonesia, wirausaha sendiri pada akhirnya akan menghantarkan kita pada penciptaan pekerjaan sendiri, bukan menjadi pencari kerja yang sepanjang kehidupannya ditentukan oleh slip gaji. Pemerintah pun akan terbantu karena kita turut membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain. Intinya lebih baik kecil-kecil jadi bos dari pada besar tapi tetap jadi budaknya para bos. Bagaimana caranya? Mulailah merambah dunia wirausaha sedini mungkin. Jika belum, mulailah hari ini!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun